Skip to main content

Songs That Tug My Heart

Recently, there are two songs that tug my heart.

The first one is Be With You by City Harvest Church.


Cerita di balik bagaimana saya bisa tahu lagu ini cukup lucu :p Jadi, saya ikut training singer di gereja saya di sini kan, dan sekarang ada semacam "challenge" gitu, bahwa singer bakal nge-lead satu lagu dalam ibadah. Lagu yang mana dan judulnya apa, nanti bisa didiskusikan dengan worship leader (WL)-nya.

Sabtu lalu saya dapat jadwal jadi singer, dan WL untuk ibadah itu, Hanny, udah kasih tau beberapa hari sebelumnya bahwa saya bakal lead satu lagu. Disuruh milih deh, antara empat lagu yang bakal dipakai Sabtu itu: By Your Side (Hillsong), Lead Me On (Planetshakers), Here I Am to Worship, atau Be With You ini.

Sadar diri bahwa saya nggak bakat lagu cepat, saya milih Be With You, setelah dengar lagunya sekali di Youtube. (Salah satu hal yang saya suka dari Praise & Worship team di gereja saya di sini, saat mereka inform list lagu untuk ibadah mendatang via milis, mereka juga menyertakan link video lagunya di Youtube. Maksudnya, biar PW team juga sudah bisa latihan sendiri dulu sebelum latihan resminya gitu.) Cuma, setelah milih lagu ini kok saya jadi ragu... karena ini lagu baru, baru pertama kali bakal dibawain di gereja saya, plus ini pertama kali saya bakal bertugas nge-lead lagu. GLEK!

But I prayed and prayed and prayed, and I felt the peace and serenity in my heart. Setelah dengarin berulang-ulang, lirik lagunya ternyata juga bagus bangeeeeet. I feel blessed by this song, terutama pas kalimat:

Nothing will ever take your place, my precious Saviour
Who can stand between my Lord and me?

*mewek*

Lagu kedua, Glorious Day-nya Casting Crowns.


Ini sebenarnya lagu hymn lama sih, tapi dibawain ulang sama band rohani favorit saya ini :D Cerita di balik tahu akan lagu ini juga lucu, hehe.

Jadi saya kan langganan devotional Meet Me in the Meadow by Roy Lessin, dan kemarin renungannya tentang hymn gitu: 

How wonderful to learn that, according to one survey, the top Christian song for 2011 was a rendition of the old hymn Glorious Day (Living He Loved Me).

There is something special about the old hymns. Many of them carry a powerful message, a strong anointing, and a doorway into the praises of heaven—helping to carry our spirits to new heights of adoration and a deeper sense of the heart of God.

These old hymns are not only delightful to sing, but their words provide a rich and rewarding resource for prayer and meditation. Why are they so impactful? Why have they endured the test of time, enriched our lives, and helped us to express our worship? One of the main reasons is because they were birthed out of an intimate relationship that the hymn writers had with the Lord, and because of the comfort, hope, and encouragement they received from His Spirit as they walked through the dark valleys of life.

The following quote by F.B. Meyer gives us further insight into the hardships of many of the early hymn writers: “The church owes many of her sweetest hymns to the profound anguish which wrung the hearts of her noblest children. The rough feet of trial and pain have stamped, as in the oil-press, hearts whose life-blood is preserved in matchless lyrics.”

Jujur ya, baca renungan ini tuh menohok banget lho. Saya dapat pesannya sih tentang kenapa sekarang nggak banyak yang suka lagu hymn (terutama anak-anak muda *sigh*), padahal lagu hymn itu bagus-bagus banget, dan liriknya juga luar biasa.

FYI, saya punya background gereja yang menggunakan buku-buku seperti Kidung Jemaat atau Nyanyikanlah Kidung Baru alias hymn sebagai panduan pujiannya, tapi di gereja saya di sini, kami (khususnya di youth service) lebih banyak pakai lagu-lagu kontemporer seperti lagu-lagunya Hillsong cs. Saya MENIKMATI dua kultur yang berbeda itu. Semua tipe lagu punya caranya masing-masing untuk mempersiapkan hati kita dalam memasuki hadirat Allah. Cuma, menyanyikan lagu-lagu hymn selalu membuat saya merasa seperti "pulang ke rumah" :)

Jadi kemarin, iseng aja search Glorious Day di YouTube, dan olala... ternyata ada versi remake-nya Casting Crowns! Sampai kegirangan sendiri pas tau, hihihi. Apalagi setelah dengar lagunya, aduh... mau nangis rasanya.

Living He loved me
Dying He saved me
Buried He carried my sins far away
Rising He justified

Freely forever
One day He’s coming
Oh, Glorious Day
Oh, Glorious Day


We DO wait for that glorious day when Jesus is coming back! *dancing*

Hope that these songs bless you too, as they have blessed me :)

Comments

tiap gereja punya kultur lagunya sendiri. setuju sekali. di GKI aku pun pakenya kidung jemaat Steph. sekarang lebih ke arah lagu kontemporer. Nggak masalah ya itu, karena Tuhan kan lihat hati :)
Stephanie Zen said…
bener Ci, dan setiap lagu pujian yang kita nyanyikan dengan sungguh2, entah himne atau kontemporer, bisa memuliakan nama-Nya ya. itu yang paling penting :)

Popular posts from this blog

Pindahan #2: Putus

Nggak, saya nggak putus. Lha mau putus sama siapa? Okay, selamat datang kembali di blog post series Pindahan! Buat yang belum baca part 1-nya, sila dibaca di sini ya, biar nggak bingung saya ngoceh tentang apa. Lanjuttt! Untuk pindahan kali ini, saya memutuskan nggak pakai jasa mover alias tukang jasa pindahan. Kenapa? Karena selain barang saya nggak banyak-banyak amat, pakai mover di sini juga lumayan mahal, bisa $70 - $100. Mending duitnya dipake buat beli baju baru . Nah, resiko nggak pakai mover adalah, saya harus mau pindahin barang saya sedikit demi sedikit dari rumah lama ke rumah baru. Rutinitas saya tiap pagi selama seminggu belakangan kira-kira begini: tiap pagi ke kantor bawa gembolan dua travel bag atau satu koper --> Dilihatin dan ditanyain sama orang-orang sekantor, "Wah, you're flying back home, ah?" --> I wish --> Kerja membanting tulang demi sepetak kamar sampai kira-kira jam 7 malam --> Gotong-gotong gembolan ke rumah baru. Asal ta

Ziklag

Beberapa hari yang lalu, saya lagi baca One Year Bible Plan, waktu roommate saya ingatin untuk bayar uang kost. FYI, we rent a unit of HDB (sebutan untuk rumah susun di Singapore) here, consists of three bedrooms, and one of those rooms has been vacant for a month. We’ve been trying our best in order to find a housemate, but still haven’t found one yet. Nah, berhubung saya dan roommate saya nyewa satu unit, konsekuensinya adalah kalau ada kamar yang kosong, kami yang harus nanggung pembayarannya. Haha, finding a housemate is frustating, and paying for a vacant room is even more! :p But then, we have no choice. Jadi, waktu roommate saya ingatin untuk bayar uang kost (karena memang udah waktunya bayar), I went downstair to withdraw money from ATM (di bawah rumah saya ada mesin ATM, lol!). Waktu habis ngambil uang, saya cek saldo, dan… langsung mengasihani diri sendiri, wkwk. Ironis sekali bagaimana sederet angka yang terpampang di monitor mesin ATM bisa mempengaruhi mood-mu, ya? :p N

5566

Tahu grup 5566 *a.k.a double-five double-six , five-five six-six , or u-u-liu-liu * nggak? Itu lhoo… yang dulu pernah main serial drama Asia yang judulnya My MVP Valentine . Yang personelnya Tony Sun , Rio Peng, Zax Wang, Jason Hsu , sama Sam Wang. Nah, kemarin saya bongkar-bongkar kamar , dan… voila! Ketemu VCD karaoke lagu-lagu mereka! Terus iseng gitu kan nyetel di laptop, ehh... taunya masih bagus ! Dan hebringnya lagi, saya masih hafal kata-katanya! Tau deh pronounciationnya bener apa nggak, sudah dua tahun saya nggak menyentuh bahasa Mandarin sih Ahh... jadi kangen masa-masa nonton My MVP Valentine dulu. Jaman saya cinta-cintaan sama si mantan yang mirip salah satu personel 5566