Skip to main content

Dylan

Oke, pertama akan kumulai dengan cerita bahwa setelah novelku Dylan, I Love You! terbit tanggal 31 Juli lalu, aku baru melihat dan memegang bentuk fisik novel itu kemarin, 5 Agustus.
Itupun setelah menjelajah dan mengubek toko buku se-Surabaya.
Diketawain temenku pula. Katanya, kok penulis beli novelnya sendiri? *biarin dongs, kan ntar dapat cash back *
Nah, selanjutnya, saya akan kasih konpers. Eehh... klarifikasi deng. Menyangkut banyaknya pertanyaan tentang tokoh Dylan di novel DILY itu, yang, konon, katanya, alkisah *heleh*, menyebabkan beberapa orang bergumam, “Kok mirip sama si ITU yaa?”
Dan beberapa pertanyaan pun masuk via comment FS, SMS, e-mail, bahkan ada yang tanpa tedeng aling-aling nanya langsung dengan ekspresi hayoo-jangan-jangan-kamu-berharap-seperti-yang-tertulis-di-bukumu-ya-sama-si-ITU-?
Jawaban saya: si ITU nggak sebegitu berharganya untuk bikin saya tergila-gila dan berharap setengah mati untuk punya kisah seperti Dylan dan Alice di buku DILY.
So, kenapa Dylan MIRIP BANGET sama si ITU?
Well, karena saat bikin tokoh Dylan, saya butuh referensi karakter seorang idola. Kehidupannya bagaimana, penampilannya bagaimana, kira-kira pikiran apa aja yang berkelebat di otaknya, dsb. Daripada susah-susah nyiptain karakter idola baru *yang belum tentu karakternya kuat dan bisa bikin pembaca merasa ’kenal’ sama si tokoh*, saya memutuskan untuk mencomot image dan karakter si ITU.
*Yeah, he WAS my idol*
Itulah kenapa Dylan sebegitu mirip sama ITU. Lha wong SENGAJA kubikin begitu kok .
Tapi yang perlu diingat: Dylan bukan si ITU.
Dan saya sama sekali nggak berharap punya nasib seperti Alice di buku saya. Well, I’ve told you, he’s not that worth for that kind of sacrifice.
Sudahlah, kalo ada yang nanya lagi tentang ini, tinggal saya kasih link post ini saja, biar dia baca sendiri But afterall, makasih yaaa buat semua yang udah kasih komen menyangkut DILY, saya excited sekali lhoo!

Comments

Popular posts from this blog

Djarum Indonesia Open Super Series 2008

Aaaahhh senangnyaaaaaa! Kemarin pas pulang, lihat papan reklame di pertigaan dekat kantor sudah diganti, dengan iklan Djarum Indonesia Open Super Series 2008! Yang bikin senang, di situ ada tulisan: SAKSIKAN HANYA DI TRANS7 ! Bakal ditayangin di tipi! Hahahahaha senangnyaaaa! Padahal, kemarin-kemarin saya sempat pesimis, karena Juni ini kan juga ada Euro 2008, dan takutnya nggak ada stasiun TV yang mau ambil resiko untuk menayangkan Djarum Indonesia Open Super Series karena gaungnya pasti kalah dari Euro. Tapi ternyata Trans7 baik hati sekaliii! YESSSS ! Oya, bagi yang nggak tau, Djarum Indonesia Open Super Series 2008, atau lebih populer dengan Indonesia Open, adalah turnamen bulutangkis yang bakal diadakan di Gelora Bung Karno mulai 17-22 Juni 2008. Super Series sendiri diadakan 12 kali dalam setahun, di negara-negara seluruh dunia, mulai dari Malaysia, Korea, Inggris *a.k.a All England*, Swiss, Singapura, Indonesia, Jepang, China *pasteenyaa! Dua kali, malah!*, Denmark, Prancis...

Rekor!

Hihi… Sabtu kemarin saya bikin rekor ! Bukaaan, bukan rekor beli sepatu lima pasang dalam sehari *segila-gilanya saya, kayaknya nggak mungkin segila itu deh *, tapi rekor dalam mengetik ! Jadi, setelah target untuk menyelesaikan sekuel Dylan selama liburan kemarin gagal *baca ceritanya di sini *, saya nekat menggarap hingga selesai hari Sabtu kemarin! And I did it! Total, saya mengetik 30 halaman dalam semalam! Non-stop ! Bahkan nggak jalan-jalan ke ruang makan untuk ambil camilan, nggak diselingi main The Sims , nggak sambil usil ngedit foto di potosop... Pokoknya ngetik terus sampai jam tiga pagi ! Dan kata-kata yang kuketik itu seolah sudah terprogram di otak, hanya tinggal ditumpahkan lewat kibor laptop saja! Bener-bener rekor deh... 30 halaman ! Gilaaa... begitu selesai , tangan langsung kaku! Capek banget! But the satisfaction ... I could not describe it. Puas bangeeeettt ! Yah, apalagi ini naskah yang memang sudah saya harapkan bisa secepatnya dikirim ke penerbi...

One Last Chance

With a grateful heart, I proudly present you my 11th book: Adrienne Hanjaya, novelis muda berbakat yang buku-bukunya selalu bestseller, mempunyai satu prinsip: Tak boleh ada patah hati yang tak menghasilkan royalti. Setiap kisah cintanya yang berantakan selalu dituangkan Adrienne dalam naskah. Semuanya. Dengan nama tokoh pria yang sering kali menggunakan nama sebenarnya, dengan ending buruk bagi si tokoh pria dan kebahagiaan bagi si tokoh wanita. Adrienne berpendapat, para pria itu layak mendapatkannya karena telah menyia-nyiakan cintanya. Sampai akhirnya, Adrienne bertemu Danny Husein, calon dokter muda yang bahkan sempat dikiranya too good to be true . Kali ini Adrienne mengira akhirnya ia bisa menulis novel roman yang berakhir dengan tokoh pria dan wanita bahagia bersama. Tapi perkiraan Adrienne salah. Salah satu cowok yang pernah dijadikan tokoh novelnya memberitahu Danny tentang prinsip menulis Adrienne. Bagaimana reaksi Danny mendengar itu? Apakah ia memilih meninggalka...