Skip to main content

Penghangat Hati di Tengah Bekunya Tosari (2)

B’rikan ku hati seperti hati-Mu,
Yang penuh dengan belas kasihan...


Pernah mendengar lagu di atas? Pasti pernah. Saya juga pernah mendengarnya, berkali-kali. Tapi, baru di Bakti Sosial Pengobatan Gratis di Tosari kemarin, saya benar-benar merasakan apa yang dimaksud lagu ini.

Bakti Sosial Pengobatan Gratis itu dimulai kira-kira pukul sepuluh pagi di hari Minggu, bertempat di SMP-SMA Kr. Baithani, Tosari. Tersedia pemeriksaan gula darah, pap smear, anak, umum, gigi, hingga apotek, semuanya bebas biaya. Tadinya, panitia memperkirakan ada dua ratus peserta yang mengikuti baksos ini, tapi pada kenyataannya... lebih!





Dan sungguh tidak mudah mengatur orang sebanyak itu di tengah segala kerepotan (tambahkan: hawa dingin yang menusuk, keletihan, kepanikan akibat mobile clinic yang akan digunakan untuk pemeriksaan gigi dan persediaan obat untuk apotek yang datang sangat terlambat karena... nyasar). Contoh sederhana saja: antrean peserta. Banyak yang berebut ingin periksa duluan, ada yang bingung karena ingin periksa gigi dan umum padahal polinya berbeda, dan sederet masalah lainnya. Dengan kepala puyeng karena peserta yang ingin ini-itu, masalah begini-begitu, anak-anak kecil yang menangis karena capek dengan antrean yang cukup panjang, rasa-rasanya kemarin saya sudah nyaris tak mampu untuk tetap menunjukkan kasih. Bawaannya senewen, panik, dsb.

Tapi lalu saya teringat lagu itu, dan bagaimana perasaan Yesus, ketika dua ribu tahun yang lalu, kemanapun Ia pergi, orang berbondong-bondong mengikutinya, berebut minta disembuhkan. Pasti ada juga tangisan anak kecil, debu yang beterbangan, terik matahari, keletihan akibat berjalan kaki sedemikian jauh... Saya yakin, meski pada masa itu tidak ada kepanikan akibat mobile clinic yang datang terlambat karena nyasar, sudah ada cukup banyak kerepotan.

Murid-murid Yesus pun seringkali “stres” diperhadapkan dengan situasi semacam ini. Mereka:
• Berkata, "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?" (Matius 15:33) ketika Yesus menyuruh memberi orang banyak makan.
• Memarahi orang-orang yang membawa anak kecil ke hadapan Yesus. (Matius 19:13)

Bingung, marah, dan panik, adalah reaksi yang seringkali ditunjukkan oleh murid-murid Yesus ketika menghadapi orang banyak. Tapi sesering murid-muridnya bingung, marah dan panik, sesering itu jugalah Yesus menunjukkan belas kasihannya kepada orang-orang yang meminta disembuhkan itu. (Matius 14:14, 15:32, 20:34)

Ada kalanya, dalam pelayanan (terutama yang berhubungan dengan menghadapi banyak orang), kita menjadi seperti murid-murid Yesus. Kita bingung, marah, dan panik. Tapi, ingatlah selalu apa yang dilakukan Yesus. Ingatlah juga untuk meminta hati seperti hati-Nya yang penuh dengan belas kasihan, supaya orang-orang yang kita layani sungguh dapat merasakan kasih Tuhan melalui pelayanan yang kita lakukan.





“Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan.” (Matius 12:7)

Tuhan memberkati :)

PS: Thanks buat Rio atas foto-fotonya :)

Comments

Popular posts from this blog

Pindahan #2: Putus

Nggak, saya nggak putus. Lha mau putus sama siapa? Okay, selamat datang kembali di blog post series Pindahan! Buat yang belum baca part 1-nya, sila dibaca di sini ya, biar nggak bingung saya ngoceh tentang apa. Lanjuttt! Untuk pindahan kali ini, saya memutuskan nggak pakai jasa mover alias tukang jasa pindahan. Kenapa? Karena selain barang saya nggak banyak-banyak amat, pakai mover di sini juga lumayan mahal, bisa $70 - $100. Mending duitnya dipake buat beli baju baru . Nah, resiko nggak pakai mover adalah, saya harus mau pindahin barang saya sedikit demi sedikit dari rumah lama ke rumah baru. Rutinitas saya tiap pagi selama seminggu belakangan kira-kira begini: tiap pagi ke kantor bawa gembolan dua travel bag atau satu koper --> Dilihatin dan ditanyain sama orang-orang sekantor, "Wah, you're flying back home, ah?" --> I wish --> Kerja membanting tulang demi sepetak kamar sampai kira-kira jam 7 malam --> Gotong-gotong gembolan ke rumah baru. Asal ta

Ziklag

Beberapa hari yang lalu, saya lagi baca One Year Bible Plan, waktu roommate saya ingatin untuk bayar uang kost. FYI, we rent a unit of HDB (sebutan untuk rumah susun di Singapore) here, consists of three bedrooms, and one of those rooms has been vacant for a month. We’ve been trying our best in order to find a housemate, but still haven’t found one yet. Nah, berhubung saya dan roommate saya nyewa satu unit, konsekuensinya adalah kalau ada kamar yang kosong, kami yang harus nanggung pembayarannya. Haha, finding a housemate is frustating, and paying for a vacant room is even more! :p But then, we have no choice. Jadi, waktu roommate saya ingatin untuk bayar uang kost (karena memang udah waktunya bayar), I went downstair to withdraw money from ATM (di bawah rumah saya ada mesin ATM, lol!). Waktu habis ngambil uang, saya cek saldo, dan… langsung mengasihani diri sendiri, wkwk. Ironis sekali bagaimana sederet angka yang terpampang di monitor mesin ATM bisa mempengaruhi mood-mu, ya? :p N

5566

Tahu grup 5566 *a.k.a double-five double-six , five-five six-six , or u-u-liu-liu * nggak? Itu lhoo… yang dulu pernah main serial drama Asia yang judulnya My MVP Valentine . Yang personelnya Tony Sun , Rio Peng, Zax Wang, Jason Hsu , sama Sam Wang. Nah, kemarin saya bongkar-bongkar kamar , dan… voila! Ketemu VCD karaoke lagu-lagu mereka! Terus iseng gitu kan nyetel di laptop, ehh... taunya masih bagus ! Dan hebringnya lagi, saya masih hafal kata-katanya! Tau deh pronounciationnya bener apa nggak, sudah dua tahun saya nggak menyentuh bahasa Mandarin sih Ahh... jadi kangen masa-masa nonton My MVP Valentine dulu. Jaman saya cinta-cintaan sama si mantan yang mirip salah satu personel 5566