Skip to main content

Kehendak-Mu Jadilah

Seorang ibu yang mempunyai seorang anak berbincang-bincang dengan Ibu Pendeta.
“Saya tidak berani untuk berkata kepada Tuhan dalam doa ‘kehendak-Mu jadilah’.”
“Lho, memangnya kenapa, Bu?” tanya Ibu Pendeta.
“Karena saya takut, kalau-kalau saya berdoa seperti itu, lalu Tuhan mengambil anak saya yang hanya satu ini atau Tuhan akan memberikan kepada saya justru cobaan-cobaan yang berat,” jawab si ibu.
Mendengar jawaban seperti itu, Ibu Pendeta lalu bertanya, “Seandainya anak Ibu datang kepada Ibu dan berkata bahwa anak Ibu ingin melakukan apa saja yang Ibu inginkan, apakah Ibu akan berpikir ‘nah ini kesempatan, supaya semua pekerjaan saya dapat digantikan anakku, nyapu, ngepel, cuci piring, cuci baju, semua kuserahkan kepada dia. Saya mau memberikan pekerjaan yang berat baginya, supaya dia tidak dapat bermain di liburan tahun ini’?”
“Oh tidak,” kata si Ibu. Tentu saja saya akan memberinya pekerjaan yang mampu dia kerjakan. Masak liburan sekolah dia tidak diberi kesempatan main atau istirahat?”
Ibu Pendeta lalu bertanya, “Sekarang, bagaimana menurut Ibu, apakah Tuhan yang penuh kasih itu tidak mempunyai hati yang lebih baik dari hatimu?”
“Terima kasih, Ibu Pendeta, sekarang saya mengerti,” jawab si Ibu sambil tersenyum malu.

Kita sekarang tidak perlu lagi kuatir untuk berkata dalam doa kita, “Kehendak-Mu jadilah”. Segala sesuatu yang datang dari Tuhan tidak pernah mencelakakan anak-Nya, tetapi justru mendatangkan berkat dan sukacita

Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! (Lukas 11 : 13)

PS: ilustrasi diambil dari rubrik Kopi Hangat Warta Jemaat GKI Ngagel, 22 Maret 2009

Comments

Anonymous said…
Steph, jadi sedih dan terharu bacanya ;-) Itu betul banget! kehendakNya yang jadi, ya ;-)
Stephanie Zen said…
iya, Ci, aku juga terharu banget.. sering bimbang seperti si Ibu dalam cerita ini, tapi sekarang aku beriman kalau Tuhan pasti kasih yang terbaik :)

Popular posts from this blog

Pindahan #2: Putus

Nggak, saya nggak putus. Lha mau putus sama siapa? Okay, selamat datang kembali di blog post series Pindahan! Buat yang belum baca part 1-nya, sila dibaca di sini ya, biar nggak bingung saya ngoceh tentang apa. Lanjuttt! Untuk pindahan kali ini, saya memutuskan nggak pakai jasa mover alias tukang jasa pindahan. Kenapa? Karena selain barang saya nggak banyak-banyak amat, pakai mover di sini juga lumayan mahal, bisa $70 - $100. Mending duitnya dipake buat beli baju baru . Nah, resiko nggak pakai mover adalah, saya harus mau pindahin barang saya sedikit demi sedikit dari rumah lama ke rumah baru. Rutinitas saya tiap pagi selama seminggu belakangan kira-kira begini: tiap pagi ke kantor bawa gembolan dua travel bag atau satu koper --> Dilihatin dan ditanyain sama orang-orang sekantor, "Wah, you're flying back home, ah?" --> I wish --> Kerja membanting tulang demi sepetak kamar sampai kira-kira jam 7 malam --> Gotong-gotong gembolan ke rumah baru. Asal ta

Ziklag

Beberapa hari yang lalu, saya lagi baca One Year Bible Plan, waktu roommate saya ingatin untuk bayar uang kost. FYI, we rent a unit of HDB (sebutan untuk rumah susun di Singapore) here, consists of three bedrooms, and one of those rooms has been vacant for a month. We’ve been trying our best in order to find a housemate, but still haven’t found one yet. Nah, berhubung saya dan roommate saya nyewa satu unit, konsekuensinya adalah kalau ada kamar yang kosong, kami yang harus nanggung pembayarannya. Haha, finding a housemate is frustating, and paying for a vacant room is even more! :p But then, we have no choice. Jadi, waktu roommate saya ingatin untuk bayar uang kost (karena memang udah waktunya bayar), I went downstair to withdraw money from ATM (di bawah rumah saya ada mesin ATM, lol!). Waktu habis ngambil uang, saya cek saldo, dan… langsung mengasihani diri sendiri, wkwk. Ironis sekali bagaimana sederet angka yang terpampang di monitor mesin ATM bisa mempengaruhi mood-mu, ya? :p N

5566

Tahu grup 5566 *a.k.a double-five double-six , five-five six-six , or u-u-liu-liu * nggak? Itu lhoo… yang dulu pernah main serial drama Asia yang judulnya My MVP Valentine . Yang personelnya Tony Sun , Rio Peng, Zax Wang, Jason Hsu , sama Sam Wang. Nah, kemarin saya bongkar-bongkar kamar , dan… voila! Ketemu VCD karaoke lagu-lagu mereka! Terus iseng gitu kan nyetel di laptop, ehh... taunya masih bagus ! Dan hebringnya lagi, saya masih hafal kata-katanya! Tau deh pronounciationnya bener apa nggak, sudah dua tahun saya nggak menyentuh bahasa Mandarin sih Ahh... jadi kangen masa-masa nonton My MVP Valentine dulu. Jaman saya cinta-cintaan sama si mantan yang mirip salah satu personel 5566