Dress Rehearsal (Ramalan Kue Pengantin)
Penulis: Jennifer O’Connell
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Februari 2007
Harga: Rp. 42.000,-
Lauren Gallagher adalah pemilih butik kue paling ngetop di Boston, Lauren’s Lucious Licks. Hebatnya, dia bukan cuma ahli membantu para calon pengantin memilih kue fantastis untuk pernikahan mereka, tapi dia juga bisa menebak masa depan hubungan pasangan tersebut dari kue pilihan mereka.Makanya, Lauren bingung berat waktu Paige, sahabatnya, bertengkar soal kue pengantin dengan calon suaminya. Menurut Lauren, ini pertanda kalau hubungan Paige dan calon suaminya nggak akan langgeng. Alhasil, Lauren dan Robin, sahabatnya yang satu lagi, memutuskan untuk melakukan Operasi Menyelamatkan Paige. Tapi apa langkah yang mereka ambil ini benar-benar ‘menyelamatkan’ Paige?Dan kenapa Lauren sendiri juga bingung antara harus memilih antara Neil, mantan pacarnya yang menyukai kue raspberry-cokelat (yang juga disukai Lauren), dengan Charlie, pacarnya yang ganteng tapi menolak kue favoritnya?
Jujur aja, aku tertarik beli buku ini karena baca sinopsis di back cover-nya. Menurutku, ceritanya orisinal banget, tentang pembuat kue yang bisa membuat ramalan dari kue pengantin yang dipilih klien-kliennya. Biasanya kan ChickLit ceritanya cuma tentang cewek-cewek jomblo yang bingung karena nggak punya pacar, atau naksir cowok tapi bingung cowok itu naksir juga atau enggak. Nah, buku ini bisa jadi alternatif buat penyuka ChickLit yang bosan sama cerita-cerita monoton kayak yang kusebutkan di atas.
Plus:
· Ide cerita orisinal
· Konflik dalam cerita benar-benar terbangun dengan alur yang jelas
Minus:
· Bahasanya bakal agak ’berat’, terutama buat yang biasa baca karya Meg Cabot atau Sophie Kinsella
· Karena penulisnya berusaha menjabarkan konflik dengan detail, rasanya agak membosankan
Nggak, saya nggak putus. Lha mau putus sama siapa? Okay, selamat datang kembali di blog post series Pindahan! Buat yang belum baca part 1-nya, sila dibaca di sini ya, biar nggak bingung saya ngoceh tentang apa. Lanjuttt! Untuk pindahan kali ini, saya memutuskan nggak pakai jasa mover alias tukang jasa pindahan. Kenapa? Karena selain barang saya nggak banyak-banyak amat, pakai mover di sini juga lumayan mahal, bisa $70 - $100. Mending duitnya dipake buat beli baju baru . Nah, resiko nggak pakai mover adalah, saya harus mau pindahin barang saya sedikit demi sedikit dari rumah lama ke rumah baru. Rutinitas saya tiap pagi selama seminggu belakangan kira-kira begini: tiap pagi ke kantor bawa gembolan dua travel bag atau satu koper --> Dilihatin dan ditanyain sama orang-orang sekantor, "Wah, you're flying back home, ah?" --> I wish --> Kerja membanting tulang demi sepetak kamar sampai kira-kira jam 7 malam --> Gotong-gotong gembolan ke rumah baru. Asal ta
Comments