Skip to main content

Salahkan si Obat Hormon

Akhir-akhir ini, saya makan kayak kebo.
Dan untuk itu, saya menyalahkan obat hormon yang saya minum atas suruhan dokter kulit saya *yang laknatnya nggak beda jauh sama majikannya Marsinah!*
Jadi begini, saya tuh jerawatan. Banyaaakk banget, sampai merusak penampilan lah. Terus Mama bawa saya ke dokter kulit, dan setelah terapi enam bulan yang bikin saya bokek, saya harus terapi enam bulan lagi dengan minum obat hormon.
Obat hormonnya itu ternyata... berfungsi juga sebagai obat KB *yang berarti saya nggak bakal hamil dalam enam bulan ke depan... LOH??? *, dan diminumnya tiap hari.
Memang, saya bersorak-sorak karena jerawat saya nggak nongol lagi, tapi efek sampingnya... mulut saya jadi nggak bisa direm! Ngunyaaahh mulu! Kalau lihat makanan, bawaannya pengen nelen aja! Lihat aja contoh makanan yang sering saya makan akhir-akhir ini.

Dan tentu saja, badan saya jadi melar tiada ampun. Baju-baju sekarang rasanya sesak semua. Dan jadi nggak pede lagi kalau pakai celana hipster, karena lemak-lemak di pinggang pasti langsung unjuk gigi *bukannya dulu nggak ada lemak, tapi sekarang tambah banyak gitu loh *
Nah, Mama jadi ngomel-ngomel karena itu, dan jelas aja saya nyalahin si obat hormon. Ehh, Mama nggak mau tau, dan saya malah diultimatum: pokoknya harus mengendalikan nafsu makan!
Yasudahlah, nurut aja sama Mama daripada diusir dari rumah *heh?*. Harus ngurangin makan Ebi Soosu-nya HokBen nih berarti

Comments

rina said…
Haha Steph, sama kayak aku dong. Harus, harus diet :-) Ohoho, aku tahu banget rasanya tidak boleh makan, sementara dimeja makan begituuuuu bnyak bertumpuk-tumpuk makanan yang lezat. Oke deh, tetap semangat demi penampilan ;-)
Stephanie Zen said…
semangaaatt! *sambil ngunyah nasi padang :))*
rina said…
Dasar ;-) Nasi padangnya nggak usah disebut kali steph. Jaim dikit dong :-)

Popular posts from this blog

Djarum Indonesia Open Super Series 2008

Aaaahhh senangnyaaaaaa! Kemarin pas pulang, lihat papan reklame di pertigaan dekat kantor sudah diganti, dengan iklan Djarum Indonesia Open Super Series 2008! Yang bikin senang, di situ ada tulisan: SAKSIKAN HANYA DI TRANS7 ! Bakal ditayangin di tipi! Hahahahaha senangnyaaaa! Padahal, kemarin-kemarin saya sempat pesimis, karena Juni ini kan juga ada Euro 2008, dan takutnya nggak ada stasiun TV yang mau ambil resiko untuk menayangkan Djarum Indonesia Open Super Series karena gaungnya pasti kalah dari Euro. Tapi ternyata Trans7 baik hati sekaliii! YESSSS ! Oya, bagi yang nggak tau, Djarum Indonesia Open Super Series 2008, atau lebih populer dengan Indonesia Open, adalah turnamen bulutangkis yang bakal diadakan di Gelora Bung Karno mulai 17-22 Juni 2008. Super Series sendiri diadakan 12 kali dalam setahun, di negara-negara seluruh dunia, mulai dari Malaysia, Korea, Inggris *a.k.a All England*, Swiss, Singapura, Indonesia, Jepang, China *pasteenyaa! Dua kali, malah!*, Denmark, Prancis...

5566

Tahu grup 5566 *a.k.a double-five double-six , five-five six-six , or u-u-liu-liu * nggak? Itu lhoo… yang dulu pernah main serial drama Asia yang judulnya My MVP Valentine . Yang personelnya Tony Sun , Rio Peng, Zax Wang, Jason Hsu , sama Sam Wang. Nah, kemarin saya bongkar-bongkar kamar , dan… voila! Ketemu VCD karaoke lagu-lagu mereka! Terus iseng gitu kan nyetel di laptop, ehh... taunya masih bagus ! Dan hebringnya lagi, saya masih hafal kata-katanya! Tau deh pronounciationnya bener apa nggak, sudah dua tahun saya nggak menyentuh bahasa Mandarin sih Ahh... jadi kangen masa-masa nonton My MVP Valentine dulu. Jaman saya cinta-cintaan sama si mantan yang mirip salah satu personel 5566

By the Lakeside

Semua orang bilang, hidup saya baik-baik saja. Mereka nggak tahu bahwa belakangan ini saya merasa sebagian besar hidup saya tersia-sia. Saya nggak depresi, tapi saya rasa saya sedang mengalami apa yang orang sebut sebagai quarter-life crisis, yang didefinisikan oleh Wikipedia sebagai: A period of life usually ranging from the late teens to the early thirties, in which a person begins to feel doubtful about their own lives, brought on by the stress of becoming an adult. Sudah beberapa minggu ini saya merasa saya seorang underachiever, belum meraih apa-apa dalam hidup saya. I know, I know, you're gonna yell jadi-udah-nerbitin-lima-belas-buku-itu-menurut-lo-bukan-pencapaian-? at me, seperti yang dilakukan beberapa teman dekat saya. Frankly speaking, itulah yang saya rasakan. Bukannya nggak bersyukur, tapi mungkin karena sudah cukup sering, melihat buku saya diterbitkan nggak lagi menjadi hal yang istimewa buat saya. Saya merasa itu sesuatu yang biasa-biasa saja. Saya juga m...