Skip to main content

Nationalism - It's Just in My Blood

Saya bener-bener kepingin nangis waktu Tim Uber Indonesia kalah dari Tiongkok di final. Rasanya sediiihh banget. Piala yang sudah di depan mata malah harus lepas lagi. *FYI, waktu Tim Thomas kalah di semifinal malam sebelumnya, saya malah merasa biasa aja. Mungkin karena performa Tim Thomas kali ini nggak sebagus Tim Uber kali ya?*
Yang bikin saya nyesek sebenernya bukan kekalahan itu, tapi karena saya nggak bisa melihat Jo Novita/Greysia Polii, ganda kedua Indonesia, yang adalah pemain-pemain favorit saya, bermain. Ya karena Indonesia lebih dulu kalah 0-3 dari Tiongkok, sementara mereka direncanakan untuk turun di partai ke empat
Asli deh, waktu partai ketiga, saya malah berdoanya bukan supaya Indonesia menang, tapi supaya Indonesia bisa mencuri satuuuu aja partai, hingga partai keempat harus dimainkan, dan saya bisa melihat Jo/Greysia bermain. Serius lho. Kalau setelah itu Indonesia kalah juga nggak papa. Pokoknya Jo/Greysia main dulu! Tapi yaah, Tuhan berkehendak lain.
Anyway, kalau ditanya kenapa saya jadi ngefaaaannss banget sama mereka *terutama sama Greysia*, alasannya ada banyak.
Pertama, tentu karena mereka mainnya hebat BANGET! Penuh tenaga dan pantang menyerah! Kalau lihat mereka main, rasanya bukan melihat ganda putri yang bertanding, tapi ganda putra! Saking seringnya mereka melakukan smash dan jumping smash!
Kedua, karena Greysia adalah pemain yang sangat atraktif. Adaaa aja tingkah lakunya yang mencuri perhatian penonton. Bayangin, masa dia sliwar-sliwer di depan para pemain Tiongkok, saat mereka sedang difoto dengan Piala Ubernya! Bukan cuma itu, tapi saat sebelum pertandingan, dia memasuki Istora dengan bendera Merah Putih di punggungnya, coretan Merah Putih di pipinya, dan topi besar dengan warna yang sama! Bahkan lengannya pun dia cat dengan warna Merah Putih! Astaga, saya merasakan campuran geli dan terharu saat melihatnya.
Ketiga, saya baca profil Jo/Greysia di Jawa Pos, dan ternyata... mereka punya atlet idola yang sama dengan saya: Deyana Lomban! FYI, Deyana adalah pemain ganda putri Indonesia di tahun 2000-an. Dan dia atlet idola saya sepanjang masa... Dan Jo/Greysia ternyata terinspirasi dari dia. Jadi... yah... begitulah. Gimana bisa saya nggak ngefans mereka?
Dan kalau melihat semua yang terjadi selama gelaran Thomas-Uber Cup 2008 kemarin, terutama permainan Jo/Greysia, saya jadi ingat, kenapa saya dulu bercita-cita jadi atlet bulutangkis.
Karena... saya kepengen bisa memakai bendera Merah Putih di punggung saya, kepengen bisa victory lap setelah menymbangkan poin untuk bangsa, kepengen bisa punya tulisan INDONESIA dan nama belakang saya, di kaos yang saya pakai.
Tapi lebih dari semua itu... saya tahu nggak akan ada perasaan yang bisa menandingi perasaan saat kita melihat bendera negara kita dikerek naik paling tinggi, dan lagu Indonesia Raya dikumandangkan, karena prestasi yang sudah kita raih. It’s true. Nggak akan ada perasaan yang bisa menandingi perasaan itu...
Dan bayangkan, keinginan itu sudah ada di dalam hati saya sejak saya umur delapan tahun. Nationalism... it’s just in my blood.
Kadang malah saya merasa saya ini chauvinisme.
Tapi cita-cita itu sudah nggak mungkin saya realisasikan lagi. Yah, secara jadi atlet badminton harus dimulai dari umur 9-10 tahun, sementara saya sekarang udah kepala dua. Udah telat satu dasawarsa, meenn!
Bukannya saya dulu nggak berusaha mewujudkan cita-cita itu, tapi yaah... karena satu dan lain hal, cita-cita saya terkubur. Lalu sepuluh tahun berlalu, dan saya diingatkan lagi dengan cita-cita saya dulu itu.
Just wondering, seandainya dulu saya benar-benar mewujudkan cita-cita saya dengan masuk klub bulutangkis *saya tahu saya cukup bagus mainnya, kalo nggak ya nggak mungkinlah saya ngimpi ketinggian begini *, mungkin kemarin sayalah yang ada di posisi Jo/Greysia, atau Pia, atau Maria Kristin. Yah, singkatnya MUNGKIN saya akan masuk dalam skuad Tim Uber Indonesia itu.
Hmm... Indonesia, represented by Stephanie Zen, sounds good, eh?
Tapi saya yakin, di tempat apapun Tuhan menaruh saya sekarang, Dia punya rencana yang lebih indah. Mungkin saya nggak bisa berbakti pada negeri ini dengan cara seperti yang saya inginkan dan sebutkan di atas, tapi bukan berarti saya nggak bisa melakukan apa-apa.
Selalu ada cara berbakti untuk negeri ini

Comments

rina said…
Setuju steph, mungkin yang Tuhan kasih kamu lebih bagus. Dan lagi, kalau kamu jadi pemain bulutangkis, uhuhu saya nggak bakal bisa ketemuan sama kamu dong, even di dunia maya doang ;-)
terussss, menurut saya, you've made a better writer than a better player, haha
Stephanie Zen said…
hahaha iya bener banger, Ci Rina. saya juga bersyukur banget kok dengan di mana saya ada sekarang, juga orang2 di sekeliling saya, walaupun cita-cita masa lalu itu kadang muncul lagi dalam hati *ceile bahasanya :p*

anyway, i still believe that God doesn't play. each part of our life is in His plan, isn't it? :)
rina said…
Definitely, it is ;-)
Semua dari kita, Dia tahu. Semua kekuatiran, ketakutan, even semua kesengsaraan dan air mata kita, Dia perhitungkan. Melegakan ya Steph, maksudnya live in this wacky world like this, dan Dia selalu jaga kita. How lucky we are ya, to have a GREAT GREAT GOD, like He is.
Thanks ya Steph, udah berbagi sama aku dalam banyakkkk hal, terutama cita-cita, interest, pandangan hidup, dan Tuhan yang sama.
Stephanie Zen said…
yes, we are really really lucky of having a GREAT GOD like Him :)

you're welcome, Ci :) thanks juga yaa udah berbagi banyak cerita ;)
Ika said…
cuma satu kata, steph:
HEBAT!!
Stephanie Zen said…
hehehe siapa yang hebat, ka? ;p
Retta Pangaribuan said…
hi, there..
Lam kenal..
hhmm,sebenernya just googling the name of "deyana lomban", and yuppp I got this blog.I read it and you know what??
It seems like we have the same favorite player "DEYANA LOMBAN".
Btw, denger2 ada kabar deyana yg terbaru ga?Hehe..
Flash news, now she has twin daughter :).
And that flash news is confirmed..
Thought that you want to hear something about her..

cheers,
Retta
Stephanie Zen said…
omaigaaaaddd!
are you serious?
deyana lomban has twin daughter? WOW! semogaaaa putri-putrinya main bulutangkis juga nanti.. pasti ada bakat dari mamanya *gini deh klo ngefans ;p*
tengkyuuu infonya :)
Retta Pangaribuan said…
steph,steph...mo ralat info sebelumnya *yg ternyata aku salah info,hehehe*, anaknya deyana cowo..So it's twin son ;p.
Sekarang beneran koq infonya, dr ibunya si kembar alias deyana nya sendiri ;-)

Popular posts from this blog

5566

Tahu grup 5566 *a.k.a double-five double-six , five-five six-six , or u-u-liu-liu * nggak? Itu lhoo… yang dulu pernah main serial drama Asia yang judulnya My MVP Valentine . Yang personelnya Tony Sun , Rio Peng, Zax Wang, Jason Hsu , sama Sam Wang. Nah, kemarin saya bongkar-bongkar kamar , dan… voila! Ketemu VCD karaoke lagu-lagu mereka! Terus iseng gitu kan nyetel di laptop, ehh... taunya masih bagus ! Dan hebringnya lagi, saya masih hafal kata-katanya! Tau deh pronounciationnya bener apa nggak, sudah dua tahun saya nggak menyentuh bahasa Mandarin sih Ahh... jadi kangen masa-masa nonton My MVP Valentine dulu. Jaman saya cinta-cintaan sama si mantan yang mirip salah satu personel 5566

One Last Chance

With a grateful heart, I proudly present you my 11th book: Adrienne Hanjaya, novelis muda berbakat yang buku-bukunya selalu bestseller, mempunyai satu prinsip: Tak boleh ada patah hati yang tak menghasilkan royalti. Setiap kisah cintanya yang berantakan selalu dituangkan Adrienne dalam naskah. Semuanya. Dengan nama tokoh pria yang sering kali menggunakan nama sebenarnya, dengan ending buruk bagi si tokoh pria dan kebahagiaan bagi si tokoh wanita. Adrienne berpendapat, para pria itu layak mendapatkannya karena telah menyia-nyiakan cintanya. Sampai akhirnya, Adrienne bertemu Danny Husein, calon dokter muda yang bahkan sempat dikiranya too good to be true . Kali ini Adrienne mengira akhirnya ia bisa menulis novel roman yang berakhir dengan tokoh pria dan wanita bahagia bersama. Tapi perkiraan Adrienne salah. Salah satu cowok yang pernah dijadikan tokoh novelnya memberitahu Danny tentang prinsip menulis Adrienne. Bagaimana reaksi Danny mendengar itu? Apakah ia memilih meninggalka...

Available Now on Bookstores!

Harusnya dari Selasa kemarin posting, tapi ga sempat-sempat.. It's officially available on the bookstores now! Bisa dibeli di toko-toko buku terdekat ya! Mau beli secara online juga bisa di sini atau di sini . Ditunggu commentnya jika sudah baca. Tengkyu, everybody!