Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2012

It's All About Jesus

Sabtu ini giliran saya jadi worship leader (WL) di youth service di gereja saya. Intermezzo dikit, saya belum lama jadi WL sih (baru dua bulan), dan jujur aja saya sempat nggak nyangka bakal dipercaya untuk jadi WL, karena… saya nggak bisa baca not. Serius, misal ada not angka terus saya disuruh menyanyikan nadanya, saya nggak bisa. Saya juga nggak bisa main alat musik satu pun, dan nggak ngerti tentang kunci. Bisanya cuma nembak nada dan nyanyi dengan nggak fals, hahaha. So it’s all solely by God’s grace :D Nah, di gereja saya di sini, ada google groups gitu buat tim praise and worshipnya. Biasanya, sekitar hari Selasa atau Rabu, WL yang bertugas bakal post lagu-lagu apa aja yang bakal dia bawain di hari Sabtu, lengkap dengan link youtube dan liriknya, biar tim PW-nya bisa latihan sendiri dulu sebelum latihan gabungan hari Sabtu siangnya. Saya termasuk tipe yang suka pilih lagu dengan satu tema. Jadi misalnya bulan lalu, saya pilih tema God’s great love, dan pakai lagu-lagu yang

One Last Chance

With a grateful heart, I proudly present you my 11th book: Adrienne Hanjaya, novelis muda berbakat yang buku-bukunya selalu bestseller, mempunyai satu prinsip: Tak boleh ada patah hati yang tak menghasilkan royalti. Setiap kisah cintanya yang berantakan selalu dituangkan Adrienne dalam naskah. Semuanya. Dengan nama tokoh pria yang sering kali menggunakan nama sebenarnya, dengan ending buruk bagi si tokoh pria dan kebahagiaan bagi si tokoh wanita. Adrienne berpendapat, para pria itu layak mendapatkannya karena telah menyia-nyiakan cintanya. Sampai akhirnya, Adrienne bertemu Danny Husein, calon dokter muda yang bahkan sempat dikiranya too good to be true . Kali ini Adrienne mengira akhirnya ia bisa menulis novel roman yang berakhir dengan tokoh pria dan wanita bahagia bersama. Tapi perkiraan Adrienne salah. Salah satu cowok yang pernah dijadikan tokoh novelnya memberitahu Danny tentang prinsip menulis Adrienne. Bagaimana reaksi Danny mendengar itu? Apakah ia memilih meninggalka

Back to Egypt

Minggu lalu saya melakukan sebuah kesalahan yang bener-bener bikin damai sejahtera saya hilang, which was… terima orderan essay.  Terima orderan essay ini maksudnya, kita ngerjain essay (tugas) orang lain, dan dibayar untuk itu. Saya dapat “job” ini dari teman saya, yang dapat dari salah satu kenalannya, mahasiswa di satu universitas di Singapore (nggak sekampus sama saya). Saya nggak tahu siapa si “pemesan” ini, hanya tahu bahwa dia menawarkan S$ 200 (-/+ Rp 1.500.000) untuk essay 1700 kata. Waktu itu, saya terima bukan karena duitnya, tapi lebih karena lagi nganggur banget, dan ya udah lah, hitung-hitung dapat uang tambahan buat living cost di sini (yang nggak murah :p). Essaynya sendiri gampang banget, saya selesai ngerjain cuma dalam beberapa jam. But it’s funny how Holy Spirit keeps convicting you when you do something that displeases God. Asli lho ya, selama dan sesudah ngerjain itu, damai sejahtera saya hilang dan saya seperti terus-menerus dikejar perasaan bersalah. The fee