Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2011

For Better, For Worse

Have you ever heard of Chris Medina? I have never, until one time I saw his name in an Singapore’s TV commercial about a charity event. It was not a memorable TV commercial, tho, but Medina’s name was somehow recorded on my mind. Time passed by, and one day I found out that my brother posted a video on his Facebook profile, and it was the music video of Chris Medina’s single, titled What Are Words. I watched that music video… and fell down into tears. That was the time I remember that TV commercial, and I googled about Chris. The following is the story that I gathered from various sources. Chris Medina is one of American Idol 10 season’s contestants. He made it into top 40 and got eliminated on February 24, 2011. The reason why he became the mos notable contestant during that season is his story with his fiancee, Juliana Ramos (she’s very beautiful, isn’t she?) Chris and Juliana has been together for eight years until Chris proposed Juliana two years ago (you can s

Stres!

Kuliah Personal and Professional Skills minggu kemarin bahas Time and Self Management, focused on “stress”. We discussed what are the triggers of stress, which were: don’t know what to do, not in control, fear, pressure, and things going in your brain. And these are some of my classmates’ ways to diminish stress, varied from the good one to the horrible one: sports, listen to music, shopping, meditate, eat a lot (haha, sounds like ME! :p), talk to people, keep yourself busy, drink and smoke (!@#$^&*?), shout (-_-*), time management, sleep, and holiday. So many ways, huh? But… it’s great to know that our GOD has a provided the perfect way, not only to diminish it, but to RELIEVE it! Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu … dan jiwamu akan mendapat ketenangan. (Matius 11:28-29) Come to Him, and we will have rest! Learn from Him, and we will find rest for our souls! Isn’t it amazing? Of course, kita tetap harus “mem

Logika Manusia vs Janji Tuhan (part 2)

Yang belum baca part 1-nya, bisa baca di sini ya :D Oke, kemarin kita udah bahas gimana logika manusia sering banget mengalahkan janji Tuhan kepada mereka, sering banget kita lebih bergantung pada logika kita sendiri dibanding janji setia penyertaan Tuhan. Nggak cuma kita kok, tokoh-tokoh di Alkitab juga ada yang begitu. Nah, kalau kemarin kita udah lihat contoh-contoh “buruk”nya, yuk sekarang kita lihat tokoh-tokoh dalam Alkitab yang imannya patut dikasih jempol, karena patuh pada perintah dan janji Tuhan, meskipun perintah dan janji tersebut kedengarannya nggak masuk akal. 1. Abraham Nggak usah ditanya lah ya gimana imannya Abraham. Waktu Tuhan suruh Abraham pergi dari Ur-Kasdim, Tuhan nggak ngasih tahu kan ke mana Abraham sebenarnya harus pergi? Tuhan cuma bilang: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.” (Kejadian 12:1) Ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu! Di mana? Nggak tahu!

Logika Manusia vs Janji Tuhan (part1)

Pernah nggak sih, kita merencanakan segala sesuatu yang, di mata kita nih, semuanya udah perfect? Secara logika juga nggak ada missed-nya sedikit pun deh! Dan tiba-tiba… JDUERRR… segalanya malah berjalan nggak sesuai rencana? Dan justru malah… berantakan? Nah, sekarang apa yang mau saya ocehkan di sini? Yup, kecendurangan kita (baca: manusia) untuk merencanakan segala sesuatu hanya berdasarkan logika atau akal sehat kita yang terbatas , dan pada akhirnya malah membuat segala sesuatu kacau balau! Alkitab mencatat banyak kisah di mana logika manusia “mengalahkan” janji Allah, atau membuatnya lupa akan janji tersebut. Yuk, kita lihat beberapa contohnya: 1. Sara Karena melihat dirinya mandul, Sara (pada waktu itu namanya Sarai) mengambil hamba perempuannya, Hagar, dan memberikannya pada Abraham (pada waktu itu namanya Abram), suaminya, untuk dijadikan istri. Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampir

Seek Him First!

Siapa orang yang pertama kali kamu cari, jika ada hal baru, peristiwa menyenangkan, atau sesuatu yang buruk terjadi padamu? Siapa orang yang pertama kali kamu mintai saran, jika kamu harus mengambil sebuah keputusan besar? Sahabat? Mama? Pacar? Saudara? I received an e-mail yesterday afternoon. An answer, and an offer, at the same time. I was too excited about it, so I immediately forwarded the e-mail to my best friend, sister, and mentor, Ci Rina Suryakusuma :D She BBM-ed me few moments later, gave me her opinion and advices, and I told her, “Ya udah, Ci, coba aku doa dulu deh.” Dan tepat setelah bilang begitu, baru saya nyadar, kok saya nggak langsung doa begitu terima e-mail itu tadi ya? Kok orang yang pertama kali saya cari bukan Tuhan, padahal hal ini sudah saya bawa dalam doa pada-Nya selama beberapa minggu belakangan? Bukan berarti consult ke mentor rohani itu salah ya (malah ini bagus banget, karena kita jadi bisa dapat masukan yang nggak hanya berdasarkan logika aja

Nasionalisme

Komunitas mahasiswa Indonesia di kampus saya bernama IndoJCUSnesia (JCUS stands for James Cook University Singapore), dan kami punya group di Facebook . Saya nggak aktif di group, juga di pergaulan antar sesama anggota grup ini di dunia nyata. Join group hanya supaya tahu aja kalau ada info-info penting. Nah, lately mereka lagi heboh ngomongin… (apa lagi kalau bukan) Independence Day. Asal tau aja, banyak komunitas mahasiswa Indonesia di kampus-kampus di Singapore sini, dan pas 17-an ya mereka ngadain acara, mulai upacara bendera, sampai aneka lomba gitu. Terus, KBRI di Singapore juga pasti ngadain acara lah ya. Udah dari beberapa hari lalu sih diumumin kalau bakal ada upacara bendera di KBRI, yang bakal dimulai jam 7 pagi (katanya bakal ada bazaar makanan Indonesia juga, tapi nggak tahu beneran ada apa nggak, secara bulan puasa kan), dan banyak yang bilang mau ikutan. Jujur aja saya pengen ikutan, karena kangen upacara bendera (mana dulu jadi pemimpin upacara selama 3 tahun lh

Bad Words

Saya ambil ekskul chinese language di kampus. Kelasnya tiap Senin sore, dan tutornya cewek dari RRC bernama Meng Yan a.k.a Moki, yang juga murid program S2 di kampus saya. Orangnya asyik banget, sabar, lucu, ekspresif, pokoknya te-o-pe lah jadi tutor :D Ini minggu ke-empat saya ikut ekskul ini, dan minggu lalu ada murid cowok baru dari Maldives Island, namanya Maain. He missed first and second week class – which were really important, because the basic of this language is learned in those two weeks – tapi semangat belajarnya oke banget, dan dia juga proaktif nanya-nanya. Nah, tadi Maain cerita sama Moki, kalau ada temen sekelasnya (orang RRC) yang bilang satu kata dalam bahasa Mandarin ke dia, tapi dia nggak tau apa artinya. Waktu Moki nanya kata apa itu, Maain kasih tau, dan… muka Moki dalam sekejap langsung merah padam! Terus saya, dan tiga murid lainnya (cowok, dua dari India dan satu dari Indonesia) penasaran juga, jadi kami nanya, apa sih arti kata itu? Moki langsung gele

The Coolest Job Ever!

Beberapa hari yang lalu, saya “terdampar” di Facebook page salah satu teman SMA saya. Waktu membaca company tempat dia bekerja, saya seakan kena serangan jantung mini *lebay*. Gosh, doi kerja di perusahaan yang sangat terkenal, I bet 99% orang di muka bumi ini pasti tahu perusahaan itu, atau separah-parahnya, pernah dengar namanya. Terus, pikiran ini menggelitik hati saya, “Gila ya, dia udah bisa kerja di company sekeren itu, sementara aku lulus S1 aja belum. Nanti udah lulus juga kayaknya nggak akan dapat kerja di company sebonafid dia…” (PS: ini in case Tuhan menyuruh saya “cari kerja” setelah lulus nanti ya :p) Tapi, hanya beberapa detik setelah pikiran itu melintas, Tuhan mengingatkan saya, bahwa saya sudah bekerja di company terhebat se…dunia? Nope! The best company in the universe! Perusahaan terhebat se-alam semesta! Perusahaan apa itu? I’ll give you a clue: Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. (Matius 10:7) Saya, dan semua anak Tuhan lainnya, sedang

The Way Me and My Dad Communicate

Saya dan Papa saya punya cara berkomunikasi yang agak... unik :D My Dad was once a politician, jadi doi kalau ngomong kadang suka pakai bahasa-bahasa "ajaib" yang super ribet gitu. You know what I mean, don't you? Jenis bahasa yang digunakan para anggota dewan kalau lagi rapat dengar pendapat itu lho... Asal tau aja, butuh kejernihan otak tingkat tinggi untuk bisa menerima pesan yang terkandung di dalamnya, wekekek. Nah, tiap Papa ngomong pakai bahasa "tingkat tinggi"nya itu, saya sama adik saya suka gangguin dengan bilang, "Pa, ngomongnya pakai bahasa Indonesia dong, jangan pakai bahasa Spanyol." Hahaha! Kenapa bahasa Spanyol? Well, saya juga bingung :p Intinya sih, jangan pakai bahasa yang nggak kami mengerti, karena otak anak-anaknya kan tidak setiap saat berada dalam kondisi prima untuk diajak "berdialog" dengan media bahasa seperti itu. One thing I want to assure you, my brother and I didn't mean to mock our dad. That's jus

Beyond My Imagination

Have I told you that it was a though decision for me when I was choosing to move to Singapore? Waktu itu, segala yang saya punya di Surabaya sedang dalam masa puncaknya. Career.. Best friends… Community… Gank… Ministry… Family… I was living in my comfort zone. Why on earth I want to step out from it and move into a foreign country? But God told me to, so I did it. Yang terjadi kemudian sungguh melampaui bayangan saya. Benarlah apa yang dikatakan ayat ini: Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9) He gives me best friends, community, gank, ministry, family… even in one package! Furthermore, He bless me with more ideas to be written… (penampakan makanan dalam foto-foto berikut adalah hal yang tidak disengaja :p) He gives me an opportunity to use my talent to serve Him… He brings m

To Stay Thankful is Not Easy…

… especially when what you receive is not as what you expected. Seperti yang terjadi pada saya hari Kamis lalu. Hari Kamis itu, saya bangun dengan semangat, karena ada kemungkinan di hari itu saya akan menerima dua berita baik sekaligus. Yang pertama, mengenai transferan royalti. Teman-teman sesama penulis GPU pasti paham, kenapa hari Kamis pertama di bulan Februari dan Agustus jadi begitu dinanti. Yup, karena itulah hari di mana jerih lelah dan penantian panjang (halah :p) kami terbayar (dalam arti kiasan dan sebenarnya, hehe). Yang kedua, hari ini juga adalah hari pengumuman siapa saja 22 orang anggota paduan suara Willy, adik saya, yang akan dikirim mengikuti Rimini International Choral Competition di Rimini – Italia, bukan Oktober nanti. Our family have been praying for him since last year, dan dia sudah lolos seleksi dari 400 anggota menjadi 29 anggota, jadi kami cukup optimis dia juga bakal lolos dari 29 menjadi 22 besar itu. But, reality bites. Kekecewaan pertama terjadi pada

Fancil's Farewell

One of my komselmate, Fanny Koe (alias Fancil alias Fandud) bakal melanjutkan studi ke Australia, so hari Senin kemarin dia bikin acara farewell di Medzs Orchard Central. Oya, Medzs itu restoran yang menyediakan makanan Mediterania (jadi masakan dari Italia, Prancis, Turki, Spanyol, dan sekitarnya), dan konsep restorannya sama seperti Marche (restoran Swiss di 313 Somerset), di mana tiap pengunjung yang datang bakal dikasih satu kartu, yang bakal digesek di tiap stan di mana kita beli makanan, untuk diinput data makanan apa aja yang dibeli pemegang kartu itu. Nanti, pas mau keluar restoran, baru kartu itu dibawa ke kasir, untuk dilihat makanan apa aja yang udah kita beli, dan berapa yang harus kita bayar. Nih, kartunya kayak gini… Kalau kartu ini hilang, kudu bayar S$ 100 lho -_- Eh kok jadi bahas kartu Medzs, harusnya bahas farewell yah? Wekekek. Nah, kita makan-makan deh di Medzs. Tentu aja yang diundang para anggota ACT (cocok banget dah sama namanya, Ai Ciak Terus :p) which were sa

Birthday, Housewarming, Repeat Pete, and Make-Up!

Minggu lalu ada saya datang ke housewarming sekaligus makan-makan ultah teman saya, Fanie. Asli deh ya, di sana makanannya melimpah ruah! Dan yang lebih asoy lagi, makanannya makanan Indonesia! Yay! Ada soto ayam, sop merah, bakwan udang (atau orang Surabaya bilang ote-ote), spiku (alias kue lapis Surabaya), kroket kentang-smoke beef, salad buah, sampai ice tart! Gile benerrr! This is the birthday lady with her presents! Nah, setelah puas makan (sampai nggak bisa jalan karena kekenyangan!) dan doa untuk ultah plus rumah, kita semua main Repeat Pete! Cara mainnya: tiap pemain ambil satu kartu dan melakukan instruksi yang ada di kartu itu, misalnya: bersiul, menirukan suara sapi, dsb. Pemain berikutnya juga ambil kartu dan ikutin instruksi, tapi dia harus tiruin gerakan pemain pertama juga. Pemain ketiga ambil kartu dan tiruin gerakan pemain pertama dan kedua, baru lakukan instruksinya sendiri. Begitu seterusnya. Nah, sebenernya saya udah was-was pas main ini, karena saya termasuk pender