Skip to main content

Ask Tinkerbell

Penulis: Rina M. Suryakusuma
Penerbit: Penerbit Lintas, 2008

Swastika Pramoedya terpaksa menjadi tokoh di balik rubrik Ask Tinkerbell di majalah sekolahnya karena paksaan Dylan Albertinno, sang ketua redaksi.
Masa SMA Swastika yang tadinya fun tiba-tiba berubah jadi ribet, karena rubrik Ask Tinkerbell sukses besar, dan Swastika jadi kebanjiran surat-surat yang meminta petunjuk cinta dari sang Tinkerbell, yang nggak seorangpun tahu bahwa dia adalah Swastika. Kayak love life-nya sendiri selalu berhasil aja!
Belum lagi, saat dia ingin lepas dari Ask Tink, Dylan justru menyodorinya kolom baru, Fresh from the Oven, yang wajib meliput gosip-gosip di sekolah mereka! Mana Swastika tahu kalau ternyata rubrik baru ini bakal lebih membuatnya frustasi dibanding Ask Tink?

Loves:
• Finally, finaaaalllyy saya dapat buku ini! Ngubek toko buku se-Surabaya nggak ketemu, tapi gampang sekali menemukannya di Gramedia Mal Taman Anggrek pas saya ke Jakarta minggu lalu! And the sacrifice was worth! Ceritanya asyik! Tulisannya mengalir lancar, dan bikin orang terhanyut *ceilee*
• Saya suka waktu Swastika akhirnya minta maaf di majalah sekolahnya setelah semua insiden yang berlalu. Wow, she’s sooo humble! Nggak gampang lho punya sikap seperti itu. Nilai moral yang bagus banget dari buku ini
• Saya tertipuuu! Tadinya saya kira Swastika naksir Dylan, ternyata enggak, haha! I looove buku-buku yang bisa “mengecoh” seperti ini

Hates:
• Lebih ke masalah teknis aja sih… Dan ini benernya bukan “hates”, tapi karena kebiasaan saya yang penulis aja… Di buku ini kalimat-kalimat berbahasa Inggrisnya nggak dicetak miring, dan entah kenapa saya jadi gatel gitu pengen ngebenerin *nggak nyambung lu, Steph!*
• Saya penasaran, dari mana Livia tau kalau Swastika-lah tokoh di balik Tinkerbell, ya? Atau saya aja yang melewatkan baca bagian yang menjelaskan hal ini? Hehehe…

Comments

rina said…
Steph, thankssss ya for the review =)
Juga perjuangannya cari buku saya, wuah, jadi terharu. Sekali lagi, thanks a lot ;-)
baru aja mau tanya, kok nggak posting2 cerita lagi, begitu browsing ke blog kamu, wuah... ternyata udah posting 3 review-an.
Kemarin ke Jakarta ya? sayang nggak bisa ketemuan ya Steph. Nti lain kali, semoga kita bisa chatting face to face =)
Stephanie Zen said…
hehe iya sama2 ci :D
emang di surabaya suka susah cari bukunya, jadi sekalian aja pas ke jkt kemarin :D
sipp, kalo aku jd nonton daughtry tgl 25, ntr kita ketemuan ya ci ;)

Popular posts from this blog

Pindahan #2: Putus

Nggak, saya nggak putus. Lha mau putus sama siapa? Okay, selamat datang kembali di blog post series Pindahan! Buat yang belum baca part 1-nya, sila dibaca di sini ya, biar nggak bingung saya ngoceh tentang apa. Lanjuttt! Untuk pindahan kali ini, saya memutuskan nggak pakai jasa mover alias tukang jasa pindahan. Kenapa? Karena selain barang saya nggak banyak-banyak amat, pakai mover di sini juga lumayan mahal, bisa $70 - $100. Mending duitnya dipake buat beli baju baru . Nah, resiko nggak pakai mover adalah, saya harus mau pindahin barang saya sedikit demi sedikit dari rumah lama ke rumah baru. Rutinitas saya tiap pagi selama seminggu belakangan kira-kira begini: tiap pagi ke kantor bawa gembolan dua travel bag atau satu koper --> Dilihatin dan ditanyain sama orang-orang sekantor, "Wah, you're flying back home, ah?" --> I wish --> Kerja membanting tulang demi sepetak kamar sampai kira-kira jam 7 malam --> Gotong-gotong gembolan ke rumah baru. Asal ta

Ziklag

Beberapa hari yang lalu, saya lagi baca One Year Bible Plan, waktu roommate saya ingatin untuk bayar uang kost. FYI, we rent a unit of HDB (sebutan untuk rumah susun di Singapore) here, consists of three bedrooms, and one of those rooms has been vacant for a month. We’ve been trying our best in order to find a housemate, but still haven’t found one yet. Nah, berhubung saya dan roommate saya nyewa satu unit, konsekuensinya adalah kalau ada kamar yang kosong, kami yang harus nanggung pembayarannya. Haha, finding a housemate is frustating, and paying for a vacant room is even more! :p But then, we have no choice. Jadi, waktu roommate saya ingatin untuk bayar uang kost (karena memang udah waktunya bayar), I went downstair to withdraw money from ATM (di bawah rumah saya ada mesin ATM, lol!). Waktu habis ngambil uang, saya cek saldo, dan… langsung mengasihani diri sendiri, wkwk. Ironis sekali bagaimana sederet angka yang terpampang di monitor mesin ATM bisa mempengaruhi mood-mu, ya? :p N

5566

Tahu grup 5566 *a.k.a double-five double-six , five-five six-six , or u-u-liu-liu * nggak? Itu lhoo… yang dulu pernah main serial drama Asia yang judulnya My MVP Valentine . Yang personelnya Tony Sun , Rio Peng, Zax Wang, Jason Hsu , sama Sam Wang. Nah, kemarin saya bongkar-bongkar kamar , dan… voila! Ketemu VCD karaoke lagu-lagu mereka! Terus iseng gitu kan nyetel di laptop, ehh... taunya masih bagus ! Dan hebringnya lagi, saya masih hafal kata-katanya! Tau deh pronounciationnya bener apa nggak, sudah dua tahun saya nggak menyentuh bahasa Mandarin sih Ahh... jadi kangen masa-masa nonton My MVP Valentine dulu. Jaman saya cinta-cintaan sama si mantan yang mirip salah satu personel 5566