Skip to main content

Macarin Anjing

Penulis: Christian Simamora
Penerbit: Gagas Media, 2007

Menurut Libby, anjing itu lebih baik dari cowok. Yah, seenggaknya anjing nggak bakal mengkhianati tuannya saat dia ingin majikan baru yang lebih cantik, nggak kayak cowok.
Prinsip itu pula yang mendorong Libby untuk mewanti-wanti para sahabatnya, Miata dan Bianca, agar nggak terlalu “tunduk” sama cowok. Apalagi sampai termehe-mehe.
Tapi waktu ketemu Nico, justru Libby yang termehe-mehe. Dia rela mempertaruhkan prinsipnya saat dekat dengan Nico. Tapi bagaimana kalau Nico justru sama parahnya dengan cowok-cowok yang lain?

Loves:
• Judulnya! Sumpah deh, baru kali ini saya nemu judul buku sebinal ini. Macarin, Anjing, coba! Plus tagline-nya: The more I meet guys, the more I love dogs. Ck! Sangat mencuri perhatian pada tatapan pertama di rak buku.
• Adegan pertamanya, saat Libby nonton telenovela Florecita Gadis Bunga. Ya ampuuun, aku sampai harus baca beberapa kali baru aku paham kalau Libby itu lagi nonton TV! Keren!
• Ide ceritanya cukup unik: cewek yang menganggap cowok lebih baik daripada anjing. Lumayan buat selingan di antara buku-buku fiksi jaman sekarang yang temanya gitu-gitu mulu.
• Daftar 15 Reasons Why A Dog Is Better Than A Man! Gilak! Sinting abis! Dan ada beberapa yang bener juga sih

Hates:
• Nama tokoh-tokohnya. Ehem, maaf aja nih, tapi hellloooooo! Apakah di Indonesia benar-benar ada manusia bernama Liberache, Nariano, Blythe, Lieben, Miata, Paloma, Brittany, dan sebagainya itu? Sorry to say nih ya, tapi ANEH aja gitu… Sekalian aja namain tokoh utamanya Marimar dan Luis Alfredo
• Banyak footnote nggak penting di beberapa bagian cerita. Ganggu banget!
• Apa perasaanku aja ya, tapi ceritanya agak bertele-tele gitu. BANYAK adegan yang sebaiknya dipotong aja, karena justru bikin pembaca malas melanjutkan ke halaman berikutnya.
• Yeah, saya ngerti kalau penulisnya suka nonton film, tapi nggak harus membandingkan setiap situasi dalam cerita ini dengan film yang dia tonton, kan? Malah terkesan berlebihan.

Overall, nggak rugi-rugi amat beli buku ini, walau jujur aja saya usaha mati-matian supaya baca buku ini sampai selesai. FYI, penulisnya adalah editor Raditya Dika untuk Radikus Makankakus, jadi awalnya saya berharap buku ini sama gebleknya dengan buku-buku Radit, tapi ternyata kagak… Ya sutralah… Setiap penulis punya gaya menulisnya sendiri, ya gak?

Comments

Anonymous said…
si penulis ini guruku juga steph! blrgh.. wkt diajar sm dia, braasa diteror. well, mgkn krn dy editor, dy jdi detail bgt klo ngritik naskah akuu. bwahaha..
Ms Mushroom said…
I loved this book, keren banget, Si Ino bisa buat cerita yang nggak perlu nulis lo gue di bukunya, nggak malu nulis masih suka sama majalah remaja, nggak malu mengakui kalau cowok itu geblek ;p dan satu hal, dia suka momogi, waahh aku juga suka momogi soalnya, hehehe ...
Stephanie Zen said…
atalya: haha, geblek juga kayak radit gak? ;p

fenty: wah iyaya, saya br nyadar klo ga ada lo-gue nya :D tp sebenernya penggunaan aku-kamu atau lo-gue itu oke2 aja sih, lihat lokasi di mana ceritanya itu berlangsung, ya ga? :p ehh aku juga suka momogi hihi...
Unknown said…
Ta dkung deh via sms tp bliin pls ya,he 3x. Buat deh buat band ny
Anonymous said…
well, momogi?
aku syukaaaa..:)

Popular posts from this blog

Pindahan #2: Putus

Nggak, saya nggak putus. Lha mau putus sama siapa? Okay, selamat datang kembali di blog post series Pindahan! Buat yang belum baca part 1-nya, sila dibaca di sini ya, biar nggak bingung saya ngoceh tentang apa. Lanjuttt! Untuk pindahan kali ini, saya memutuskan nggak pakai jasa mover alias tukang jasa pindahan. Kenapa? Karena selain barang saya nggak banyak-banyak amat, pakai mover di sini juga lumayan mahal, bisa $70 - $100. Mending duitnya dipake buat beli baju baru . Nah, resiko nggak pakai mover adalah, saya harus mau pindahin barang saya sedikit demi sedikit dari rumah lama ke rumah baru. Rutinitas saya tiap pagi selama seminggu belakangan kira-kira begini: tiap pagi ke kantor bawa gembolan dua travel bag atau satu koper --> Dilihatin dan ditanyain sama orang-orang sekantor, "Wah, you're flying back home, ah?" --> I wish --> Kerja membanting tulang demi sepetak kamar sampai kira-kira jam 7 malam --> Gotong-gotong gembolan ke rumah baru. Asal ta

Ziklag

Beberapa hari yang lalu, saya lagi baca One Year Bible Plan, waktu roommate saya ingatin untuk bayar uang kost. FYI, we rent a unit of HDB (sebutan untuk rumah susun di Singapore) here, consists of three bedrooms, and one of those rooms has been vacant for a month. We’ve been trying our best in order to find a housemate, but still haven’t found one yet. Nah, berhubung saya dan roommate saya nyewa satu unit, konsekuensinya adalah kalau ada kamar yang kosong, kami yang harus nanggung pembayarannya. Haha, finding a housemate is frustating, and paying for a vacant room is even more! :p But then, we have no choice. Jadi, waktu roommate saya ingatin untuk bayar uang kost (karena memang udah waktunya bayar), I went downstair to withdraw money from ATM (di bawah rumah saya ada mesin ATM, lol!). Waktu habis ngambil uang, saya cek saldo, dan… langsung mengasihani diri sendiri, wkwk. Ironis sekali bagaimana sederet angka yang terpampang di monitor mesin ATM bisa mempengaruhi mood-mu, ya? :p N

5566

Tahu grup 5566 *a.k.a double-five double-six , five-five six-six , or u-u-liu-liu * nggak? Itu lhoo… yang dulu pernah main serial drama Asia yang judulnya My MVP Valentine . Yang personelnya Tony Sun , Rio Peng, Zax Wang, Jason Hsu , sama Sam Wang. Nah, kemarin saya bongkar-bongkar kamar , dan… voila! Ketemu VCD karaoke lagu-lagu mereka! Terus iseng gitu kan nyetel di laptop, ehh... taunya masih bagus ! Dan hebringnya lagi, saya masih hafal kata-katanya! Tau deh pronounciationnya bener apa nggak, sudah dua tahun saya nggak menyentuh bahasa Mandarin sih Ahh... jadi kangen masa-masa nonton My MVP Valentine dulu. Jaman saya cinta-cintaan sama si mantan yang mirip salah satu personel 5566