Menyambung postingan saya tentang China Super Series (2) sebelum ini, saya harus menyampaikan kenyataan pahit *ceile* bahwa satu-satunya harapan Indonesia, Tony Gunawan/Candra Wijaya pun gagal di semifinal, kalah dari pasangan Denmark, Mathias Boe/Carsten Morgensen.
Sayang banget, karena Candra/Tony sudah mencuri set pertama lebih dahulu, tapi kayaknya memang masalah stamina menjadi kendala terbesar pasangan gaek ini. Mereka sudah bukan lagi Candra/Tony yang meraih medali emas di Olimpiade Sydney tahun 2000 silam. Umur mereka sudah bertambah 8 tahun, dan mereka pun kini harus berlatih sendiri-sendiri *karena Tony hijrah ke US*, sementara banyak ganda putra berusia muda yang siap menggebrak dengan permainan solid dan stamina tinggi yang mereka miliki. Biarpun begitu, saya tetap salut banget sama Candra/Tony. Mereka salah satu ganda pria terhebat yang pernah dimiliki Indonesia
Anyway, gelar juara di China SS (2) ini akhirnya hanya menjadi milik China dan Korea. China merebut di tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putri, sementara Korea meraih juara di ganda putra dan ganda campuran, berkat pemain mudanya yang luar biasa, Lee Yong Dae.
Partai final tunggal putra menjadi ulangan partai final Olimpiade Beijing lalu, antara dua pemain berperingkat teratas dunia, Lin Dan dan Lee Chong Wei (MAS).
Sayang, keinginan Chong Wei untuk balas dendam pada Lin Dan, sekaligus mengakhiri paceklik gelarnya sejak menduduki rank 1 BWF September lalu, belum bisa terlaksana. Chong Wei sekali lagi harus takluk dari Lin Dan, sekaligus menambah panjang daftar turnamen yang berhasil ditembusnya hingga babak final, tapi akhirnya gagal menjadi juara. Poor Lee Chong Wei…
Final tunggal putri yang benar-benar heboh, mempertemukan dua tunggal putri junior China, Zhu Jingjing dan Jiang Yianjiao, yang dalam perjalanannya ke final berhasil menumbangkan senior-seniornya, seperti Zhu Lin, Xie Xingfang, dan juga pemain-pemain top dunia lainnya, seperti Tine Rasmussen (DEN), Wong mew Choo (MAS), dan Zhou Mi (HKG). Duel perebutan gengsi pemain muda ini akhirnya dimenangi Jiang Yianjiao. Ckck, ini yang saya salut dari China, di saat era Lu Lan, Zhu Lin, dan Xie Xingfang belum habis, mereka sudah punya pelapis-pelapis yang luar biasa seperti Wang Lin, Wang Yihan, Zhu Jingjing, dan Jiang Yianjiao ini. Sementara Indonesia? Lagi-lagi hanya bergantung pada satu orang, Maria Kristin Yulianti. Pelapisnya seperti Adrianti Firdasari dan Pia Zebadiah Bernadet, lebih sering gugur di babak-babak awal turnamen yang mereka ikuti
Gelar juara ganda putri direbut pasangan China, yang merupakan muka lama tapi pasangan baru, Zhang Yawen/Zhao Tingting. Dulu, Zhang Yawen berpasangan dengan Wei Yili, dan Zhao Tingting berpasangan dengan Gao Ling. Setelah Wei Yili dan Gao Ling memutuskan pensiun, mantan pasangan mereka dijadikan pasangan baru, yang ternyata punya kekuatan yang nggak kalah luar biasanya. Ini satu lagi hebatnya China, pemain-pemain mereka, dipasangkan dengan siapapun, selalu bisa membukukan prestasi yang bagus
Juara ganda putra disabet oleh pasangan Korea, Jung Jae Sung/Lee Yong Dae, yang baru come back di turnamen ini sejak kiprah terakhir mereka di Olimpiade bulan Agustus lalu. Lama nggak mengikuti turnamen ternayata nggak membuat mereka melempem, malah semakin garang. Mathias Boe/Carsten Morgensen bukan tandingan untuk pasangan haus gelar ini.
Dan Lee Yong Dae kembali “berulah” di ganda campuran, kali ini dengan tandemnya, Lee Hyo Jung. Lee Yong Dae naik podium juara dua kali hari itu, korbannya adalah pasangan China, Xu Chen/Zhao Yunlei. Kadang-kadang saya mikir, kayaknya Yong Dae dicekoki ginseng terus, soalnya staminanya itu lho... kayak kuda
Yah, begitulah hasil China Super Series (2), yang hanya diwakili Taufik Hidayat dari Indonesia, dan pasangan gado-gado Indonesia/USA Candra Wijaya/Tony Gunawan, karena PBSI kehabisan dana dan pemain yang ingin berangkat harus merogoh koceknya sendiri *saya nggak ada bosan-bosannya nulis ini, saking kekinya sama PBSI yang KOK BISA-BISANYA KEHABISAN DANA??? Olahraga berprestasi begini malah bernasib ironis, huh!*
Kemarin Yonex Sunrise Hong Kong Super Series 2008 dimulai, semoga Indonesia berprestasi lebih bagus lagi!
PS: pics taken from here
Sayang banget, karena Candra/Tony sudah mencuri set pertama lebih dahulu, tapi kayaknya memang masalah stamina menjadi kendala terbesar pasangan gaek ini. Mereka sudah bukan lagi Candra/Tony yang meraih medali emas di Olimpiade Sydney tahun 2000 silam. Umur mereka sudah bertambah 8 tahun, dan mereka pun kini harus berlatih sendiri-sendiri *karena Tony hijrah ke US*, sementara banyak ganda putra berusia muda yang siap menggebrak dengan permainan solid dan stamina tinggi yang mereka miliki. Biarpun begitu, saya tetap salut banget sama Candra/Tony. Mereka salah satu ganda pria terhebat yang pernah dimiliki Indonesia
Anyway, gelar juara di China SS (2) ini akhirnya hanya menjadi milik China dan Korea. China merebut di tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putri, sementara Korea meraih juara di ganda putra dan ganda campuran, berkat pemain mudanya yang luar biasa, Lee Yong Dae.
Partai final tunggal putra menjadi ulangan partai final Olimpiade Beijing lalu, antara dua pemain berperingkat teratas dunia, Lin Dan dan Lee Chong Wei (MAS).
Sayang, keinginan Chong Wei untuk balas dendam pada Lin Dan, sekaligus mengakhiri paceklik gelarnya sejak menduduki rank 1 BWF September lalu, belum bisa terlaksana. Chong Wei sekali lagi harus takluk dari Lin Dan, sekaligus menambah panjang daftar turnamen yang berhasil ditembusnya hingga babak final, tapi akhirnya gagal menjadi juara. Poor Lee Chong Wei…
Final tunggal putri yang benar-benar heboh, mempertemukan dua tunggal putri junior China, Zhu Jingjing dan Jiang Yianjiao, yang dalam perjalanannya ke final berhasil menumbangkan senior-seniornya, seperti Zhu Lin, Xie Xingfang, dan juga pemain-pemain top dunia lainnya, seperti Tine Rasmussen (DEN), Wong mew Choo (MAS), dan Zhou Mi (HKG). Duel perebutan gengsi pemain muda ini akhirnya dimenangi Jiang Yianjiao. Ckck, ini yang saya salut dari China, di saat era Lu Lan, Zhu Lin, dan Xie Xingfang belum habis, mereka sudah punya pelapis-pelapis yang luar biasa seperti Wang Lin, Wang Yihan, Zhu Jingjing, dan Jiang Yianjiao ini. Sementara Indonesia? Lagi-lagi hanya bergantung pada satu orang, Maria Kristin Yulianti. Pelapisnya seperti Adrianti Firdasari dan Pia Zebadiah Bernadet, lebih sering gugur di babak-babak awal turnamen yang mereka ikuti
Gelar juara ganda putri direbut pasangan China, yang merupakan muka lama tapi pasangan baru, Zhang Yawen/Zhao Tingting. Dulu, Zhang Yawen berpasangan dengan Wei Yili, dan Zhao Tingting berpasangan dengan Gao Ling. Setelah Wei Yili dan Gao Ling memutuskan pensiun, mantan pasangan mereka dijadikan pasangan baru, yang ternyata punya kekuatan yang nggak kalah luar biasanya. Ini satu lagi hebatnya China, pemain-pemain mereka, dipasangkan dengan siapapun, selalu bisa membukukan prestasi yang bagus
Juara ganda putra disabet oleh pasangan Korea, Jung Jae Sung/Lee Yong Dae, yang baru come back di turnamen ini sejak kiprah terakhir mereka di Olimpiade bulan Agustus lalu. Lama nggak mengikuti turnamen ternayata nggak membuat mereka melempem, malah semakin garang. Mathias Boe/Carsten Morgensen bukan tandingan untuk pasangan haus gelar ini.
Dan Lee Yong Dae kembali “berulah” di ganda campuran, kali ini dengan tandemnya, Lee Hyo Jung. Lee Yong Dae naik podium juara dua kali hari itu, korbannya adalah pasangan China, Xu Chen/Zhao Yunlei. Kadang-kadang saya mikir, kayaknya Yong Dae dicekoki ginseng terus, soalnya staminanya itu lho... kayak kuda
Yah, begitulah hasil China Super Series (2), yang hanya diwakili Taufik Hidayat dari Indonesia, dan pasangan gado-gado Indonesia/USA Candra Wijaya/Tony Gunawan, karena PBSI kehabisan dana dan pemain yang ingin berangkat harus merogoh koceknya sendiri *saya nggak ada bosan-bosannya nulis ini, saking kekinya sama PBSI yang KOK BISA-BISANYA KEHABISAN DANA??? Olahraga berprestasi begini malah bernasib ironis, huh!*
Kemarin Yonex Sunrise Hong Kong Super Series 2008 dimulai, semoga Indonesia berprestasi lebih bagus lagi!
PS: pics taken from here
Comments