Ada seorang pria Kristen, yang beranggapan bahwa sudah menjadi kewajibannya untuk selalu berdoa sebelum mengerjakan sesuatu, dengan mengucapkan beberapa doa yang masih diingatnya ketika dia di Sekolah Minggu.
Suatu hari dia memutuskan untuk menghitung doanya. Itu dilakukannya dengan cara memasukkan biji kenari dalam sebuah toples, setiap dia selesai berdoa. Hal ini berlangsung bertahun-tahun sampai ada beberapa toples berisi biji kenari berjajar di rumahnya. Semakin banyak jumlah toplesnya, semakin banggalah dia.
Suatu malam dia bermimpi: Tuhan Yesus datang menemuinya dan bertanya, “Apa arti toples yang berisi kenari ini?”
“Setiap biji berarti sebuah doa.”
“Ambillah palu dan belahlah biji kenari itu,” perintah Tuhan Yesus.
Pria itu melakukannya dan ternyata isinya telah mengering, dan tinggallah kulit-kulit kosong.
Yesus kemudian berkata kepadanya, “Doa-doamu juga kosong seperti itu. Kamu hanya mengucapkan kata-kata yang kau hafal, tetapi hatimu tidak berdoa. Doa baru berarti kalau keluar dari hati, bukan hanya meluncur dari bibir.”
Ini hanya sebuah cerita, tapi punya makna. Allah Bapa merindukan komunikasi yang sepenuh hati dari anak-anaknya. Doa yang diulang-ulang tanpa penghayatan, tak lain hanyalah omong kosong
PS: ilustrasi diambil dari rubrik Kopi Hangat Warta Jemaat GKI Ngagel, 19 April 2009
Suatu hari dia memutuskan untuk menghitung doanya. Itu dilakukannya dengan cara memasukkan biji kenari dalam sebuah toples, setiap dia selesai berdoa. Hal ini berlangsung bertahun-tahun sampai ada beberapa toples berisi biji kenari berjajar di rumahnya. Semakin banyak jumlah toplesnya, semakin banggalah dia.
Suatu malam dia bermimpi: Tuhan Yesus datang menemuinya dan bertanya, “Apa arti toples yang berisi kenari ini?”
“Setiap biji berarti sebuah doa.”
“Ambillah palu dan belahlah biji kenari itu,” perintah Tuhan Yesus.
Pria itu melakukannya dan ternyata isinya telah mengering, dan tinggallah kulit-kulit kosong.
Yesus kemudian berkata kepadanya, “Doa-doamu juga kosong seperti itu. Kamu hanya mengucapkan kata-kata yang kau hafal, tetapi hatimu tidak berdoa. Doa baru berarti kalau keluar dari hati, bukan hanya meluncur dari bibir.”
Ini hanya sebuah cerita, tapi punya makna. Allah Bapa merindukan komunikasi yang sepenuh hati dari anak-anaknya. Doa yang diulang-ulang tanpa penghayatan, tak lain hanyalah omong kosong
PS: ilustrasi diambil dari rubrik Kopi Hangat Warta Jemaat GKI Ngagel, 19 April 2009
Comments