Skip to main content

Menghadiahi Diri Sendiri

Seminggu kemarin saya nyaris gila di kantor.
Kantor saya dapat proyek panel buanyaaaaakk, dan karena sayalah yang “ketiban rejeki” mengurus pembelian material untuk panel-panel tersebut, maka kerjaan saya pun jadi buanyaaaaaak
Yeah, bayangin aja, material panel itu kan macamnya ada sejuta. Mulai dari yang gede-gede kayak modul, MCCB, thermal overload, sampai yang printil-printil kayak skun dan vinyl, dll, dst, dsb. Nah, dari sekian banyak material itu, tipenya beda-beda, ampere-nya beda-beda, nomor referensinya beda-beda. Dan itu semua harus kucek satu-satu, plus nyocokin sama quantity yang dibutuhkan.
Gimana nggak botak, coba?
Puncaknya, dalam sehari aja, saya bisa ngeluarin 15 purchase order. *mukul komputer*
Lihat aja meja saya yang udah kayak kapal pecah ini. Sampai monitor komputer pun ditempelin post-it di mana-mana, fiuhh…


Yah, sebenernya nggak diwajibkan lembur sih, tapi kalau saya nggak nyelesaiin kerjaan, besok-besoknya bakal ketambahan lagi sama kerjaan lain, dan akhirnya malah nggak habis-habis
Makanya, saya legaaa banget pas weekend kemarin. Time to refresh my brain!
Jadi hari Sabtu, saya malas-malasan di rumah. Bangun siang, main game, makan banyak, nonton infotainment sampai eneg, dan mantengin semifinal Denmark Super Series di tournamentsoftware.com
Minggunya, saya jalan bareng Licu, Rendy, Yudhi & Siska ke Tunjungan Plaza. Makan Sushi Tei *oohh, sungguh obat penghilang stres yang mujarab! * Terus mau nonton Body of Lies, tapi nggak jadi karena studionya full. Ujung-ujungnya kita terdampar di Starbucks, dan... ketemu Dewi Persik sama Aldiansyah Taher!
Habis itu, sementara Licu potong rambut di May-May, Yudhi ketemuan sama ortunya yang kebetulan lagi ada di TP juga, saya plus Siska, plus Rendy jalan-jalan ngiterin TP. Saya udah bernapsu pengen ke Gaudi, beli shoulder bag yang saya incar dari bulan lalu.
Sayang seribu sayang *apasih*, begitu sampai di sana, ternyata tas itu udah habis stoknya. Yang tersisa hanya yang warna ijo doang... Sedihnya...
Saya ngiterin Gaudi, berharap menemukan sesuatu yang bisa menjadi pelipur lara *hoek!*, dan menemukan ini...


Saya langsung nyoba makai, sambil mematut diri di kaca yang ada di Gaudi. Omaigaaadd cantik sekali (tasnya)! Dan harganya lebih murah dari shoulder bag yang kuincar itu! Oh senangnya!
Jadi, saya beli tas itu, menganggapnya sebagai hadiah untuk diri sendiri karena sudah kerja keras sepanjang minggu kemarin *i’m stupid*
Jadi bokek sih sekarang, but it’s okaaayy, nanti kalau proyek panel sudah dibayar, kan saya dapat komisi

Comments

Steph, tasnya keren banget, oke deh sekilas lihat dari layar kompie ini ;-) Hehehe, nggak apa-apa boros Steph, nanti kalau udah punya buntut, apalagi buntut yang kecil, lebih susah lagi buat belanja dan memanjakan diri sendiri. Mumpung ya, Steph =)
Stephanie Zen said…
hehe iya aku juga sukaaa bgt ci :p iyaya, mumpung masih belum punya buntut nih ehehe. yg penting msh bs nabung & nggak besar pasak drpd tiang deh :D

Popular posts from this blog

5566

Tahu grup 5566 *a.k.a double-five double-six , five-five six-six , or u-u-liu-liu * nggak? Itu lhoo… yang dulu pernah main serial drama Asia yang judulnya My MVP Valentine . Yang personelnya Tony Sun , Rio Peng, Zax Wang, Jason Hsu , sama Sam Wang. Nah, kemarin saya bongkar-bongkar kamar , dan… voila! Ketemu VCD karaoke lagu-lagu mereka! Terus iseng gitu kan nyetel di laptop, ehh... taunya masih bagus ! Dan hebringnya lagi, saya masih hafal kata-katanya! Tau deh pronounciationnya bener apa nggak, sudah dua tahun saya nggak menyentuh bahasa Mandarin sih Ahh... jadi kangen masa-masa nonton My MVP Valentine dulu. Jaman saya cinta-cintaan sama si mantan yang mirip salah satu personel 5566

One Last Chance

With a grateful heart, I proudly present you my 11th book: Adrienne Hanjaya, novelis muda berbakat yang buku-bukunya selalu bestseller, mempunyai satu prinsip: Tak boleh ada patah hati yang tak menghasilkan royalti. Setiap kisah cintanya yang berantakan selalu dituangkan Adrienne dalam naskah. Semuanya. Dengan nama tokoh pria yang sering kali menggunakan nama sebenarnya, dengan ending buruk bagi si tokoh pria dan kebahagiaan bagi si tokoh wanita. Adrienne berpendapat, para pria itu layak mendapatkannya karena telah menyia-nyiakan cintanya. Sampai akhirnya, Adrienne bertemu Danny Husein, calon dokter muda yang bahkan sempat dikiranya too good to be true . Kali ini Adrienne mengira akhirnya ia bisa menulis novel roman yang berakhir dengan tokoh pria dan wanita bahagia bersama. Tapi perkiraan Adrienne salah. Salah satu cowok yang pernah dijadikan tokoh novelnya memberitahu Danny tentang prinsip menulis Adrienne. Bagaimana reaksi Danny mendengar itu? Apakah ia memilih meninggalka...

Available Now on Bookstores!

Harusnya dari Selasa kemarin posting, tapi ga sempat-sempat.. It's officially available on the bookstores now! Bisa dibeli di toko-toko buku terdekat ya! Mau beli secara online juga bisa di sini atau di sini . Ditunggu commentnya jika sudah baca. Tengkyu, everybody!