Aku tak percayaaa..
Terlalu shock untuk menulis ulang, jadi lebih baik ku copy-paste saja..
Pemain Bertahan di Pelatnas Cipayung
Miris Nggak Sih Bawa Kok Sendiri?
Pemandangan berbeda akan ditemui jika mengunjungi pelatnas PBSI di kawasan Cipayung, Jakarta Timur. Sejak pertengahan November lalu, suasana latihan di hall utama terlihat lengang. Sebagian lampu di atas lapangan yang kosong pun tak dinyalakan.
Keputusan PBSI, yang tengah kesulitan dana, untuk mengembalikan pemain ke klub dan pengda masing-masing membuat pelatnas sepi. Jika biasanya sehari-hari 21 lapangan dipenuhi sekitar 85 pemain utama dan pratama, kini hanya segelintir pemain yang berlatih.
Cuma sejumlah pemain yang tengah mempersiapkan diri untuk bermain di Final Super Series yang terlihat berlatih Jumat (5/12) lalu, plus pemain lain yang tetap berlatih. ''Ini sudah lumayan ramai. Biasanya malah lebih sepi,'' kata Marlev Mainaky, pelatih tunggal putri. Anak didik Marlev yang tinggal hanya Adriyanti Firdasari dan Fransiska Ratnasari.
Pada jam-jam latihan sebelum pemain dipulangkan, tebaran ratusan kok menjadi pemandangan biasa. Kini hal itu tak ada lagi.
''Miris nggak sih pemain pelatnas harus bawa kok sendiri? Pemain yang tak bawa kadang harus minta ke pemain lain,'' ucap Taufik Hidayat, yang juga terlihat berlatih tanpa pelatihnya, Mulyo Handoyo.
''Untung masih ada Koh Chris, yang bisa menyediakan kok untuk kami,'' ucap Nova Widianto, pemain ganda campuran.
Lantaran harus berangkat ke turnamen dengan biaya sendiri, pemain kini juga sibuk mencari sponsor. ''Susah buat kami untuk mencari sponsor kalau hanya untuk satu atau dua turnamen. Biasanya mereka minta untuk jangka panjang,'' lanjut Nova.
Untuk menghemat biaya, Nova cs. berusaha mencari tarif maskapai yang murah. Perbincangan Nova dengan BOLA sempat terputus karena Vita Marissa datang memberi info soal tiket murah ke Malaysia dan Korea, tempat di mana ajang Super Series digelar di awal 2009. ''Kita juga cari-cari relasi mana yang bisa memberi tiket murah,'' tutur Nova.
Nada kecewa juga terlontar dari Markis Kido soal keadaan yang sudah berlangsung sejak pertengahan November ini. ''Payah nih PBSI bisa sampai kehabisan dana. Yang repot akhirnya juga pemain kalau seperti ini,'' ujar Kido. (win)
*Diambil dari sini
Minta ampuuun!
Apa-apaan ini PBSI??? Menjelang Final Super Series tapi para atlet malah dipulangkan ke klubnya masing-masing??? Dan latihan pun nggak disediakan kok???
Ayo atlet-atlet Indonesia, jangan patah semangat ya! Tetap berjuang dan berusaha, buktikan pada PBSI bahwa walaupun kalian harus berlatih dan berangkat ke turnamen sekelas Final SS dengan kocek sendiri, kalian tetap bisa juara!
Terlalu shock untuk menulis ulang, jadi lebih baik ku copy-paste saja..
Pemain Bertahan di Pelatnas Cipayung
Miris Nggak Sih Bawa Kok Sendiri?
Pemandangan berbeda akan ditemui jika mengunjungi pelatnas PBSI di kawasan Cipayung, Jakarta Timur. Sejak pertengahan November lalu, suasana latihan di hall utama terlihat lengang. Sebagian lampu di atas lapangan yang kosong pun tak dinyalakan.
Keputusan PBSI, yang tengah kesulitan dana, untuk mengembalikan pemain ke klub dan pengda masing-masing membuat pelatnas sepi. Jika biasanya sehari-hari 21 lapangan dipenuhi sekitar 85 pemain utama dan pratama, kini hanya segelintir pemain yang berlatih.
Cuma sejumlah pemain yang tengah mempersiapkan diri untuk bermain di Final Super Series yang terlihat berlatih Jumat (5/12) lalu, plus pemain lain yang tetap berlatih. ''Ini sudah lumayan ramai. Biasanya malah lebih sepi,'' kata Marlev Mainaky, pelatih tunggal putri. Anak didik Marlev yang tinggal hanya Adriyanti Firdasari dan Fransiska Ratnasari.
Pada jam-jam latihan sebelum pemain dipulangkan, tebaran ratusan kok menjadi pemandangan biasa. Kini hal itu tak ada lagi.
''Miris nggak sih pemain pelatnas harus bawa kok sendiri? Pemain yang tak bawa kadang harus minta ke pemain lain,'' ucap Taufik Hidayat, yang juga terlihat berlatih tanpa pelatihnya, Mulyo Handoyo.
''Untung masih ada Koh Chris, yang bisa menyediakan kok untuk kami,'' ucap Nova Widianto, pemain ganda campuran.
Lantaran harus berangkat ke turnamen dengan biaya sendiri, pemain kini juga sibuk mencari sponsor. ''Susah buat kami untuk mencari sponsor kalau hanya untuk satu atau dua turnamen. Biasanya mereka minta untuk jangka panjang,'' lanjut Nova.
Untuk menghemat biaya, Nova cs. berusaha mencari tarif maskapai yang murah. Perbincangan Nova dengan BOLA sempat terputus karena Vita Marissa datang memberi info soal tiket murah ke Malaysia dan Korea, tempat di mana ajang Super Series digelar di awal 2009. ''Kita juga cari-cari relasi mana yang bisa memberi tiket murah,'' tutur Nova.
Nada kecewa juga terlontar dari Markis Kido soal keadaan yang sudah berlangsung sejak pertengahan November ini. ''Payah nih PBSI bisa sampai kehabisan dana. Yang repot akhirnya juga pemain kalau seperti ini,'' ujar Kido. (win)
*Diambil dari sini
Minta ampuuun!
Apa-apaan ini PBSI??? Menjelang Final Super Series tapi para atlet malah dipulangkan ke klubnya masing-masing??? Dan latihan pun nggak disediakan kok???
Ayo atlet-atlet Indonesia, jangan patah semangat ya! Tetap berjuang dan berusaha, buktikan pada PBSI bahwa walaupun kalian harus berlatih dan berangkat ke turnamen sekelas Final SS dengan kocek sendiri, kalian tetap bisa juara!
Comments
PBSI keterlaluan....
payah..
masak atlet berbakat dipulangin gitu aja...??
biar gimanapun,, mereka udah bawa nama harum INDONESIA..!!!
ya nggak??
btw..kak tephz punya ym gak?? :)
Dasar payah...
tapi bener tu... PBSI tu GIMANA SI?? huh huh huh...
miris banget, masa atlit jadi mesti make biaya sendiri padahal mereka bawa nama indonesia juga kan --"
bibi: iye, hiks..
ci rina: mungkin krn itu juga Ci.. krn klo ga salah PBSI melakukan penggalangan dana 1x di awal masa kepengurusan baru (?), dan mungkin waktu itu dirasa dananya cukup. tp dgn USD naik gila-gilaan begini, biaya pengiriman pemain ke luar negeri kan jd melonjak, krn tiket pesawat, akomodasi, dll bayarnya pake USD :((
rollz: haha iya, saya sabar kok :p walau masih kesel juga sih..
lynn: itulah dia, mirisnya di situ :(