Nilai
saya term lalu baru keluar akhir Oktober kemarin. And sadly to say… they do not
meet my expectations. Huehehe.
Term lalu saya ambil empat subject, which were Customer Experience Management, Personal and Professional Skills, Accounting for Decision Making, sama Business Negotiations. Nah, tiap subject punya beberapa assesment, kayak test, quiz, assignment, project group, dan tentu saja… final exam. Final exam yang punya kontribusi paling besar di nilai akhir, antara 40-50%. Jadi misalnya nilai untuk assesment lain lumayan oke, tapi final exam jeblok, nilai akhir juga pasti ikut jeblok.
Oya, assesment grades di kampus saya dibagi seperti ini:
Term lalu saya ambil empat subject, which were Customer Experience Management, Personal and Professional Skills, Accounting for Decision Making, sama Business Negotiations. Nah, tiap subject punya beberapa assesment, kayak test, quiz, assignment, project group, dan tentu saja… final exam. Final exam yang punya kontribusi paling besar di nilai akhir, antara 40-50%. Jadi misalnya nilai untuk assesment lain lumayan oke, tapi final exam jeblok, nilai akhir juga pasti ikut jeblok.
Oya, assesment grades di kampus saya dibagi seperti ini:
- High Distinction (HD atau nilai A): 85% - 100%
- Distinction (D atau nilai B): 75% - 84%
- Credit (C atau nilai C): 65% - 74%
- Pass (P atau sekedar lulus): 50% - 64%
- Di bawah 50%, otomatis failed alias harus ngulang subject itu lagi term berikutnya.
Nah, assesments saya sebelum final exam puji Tuhan cukup bagus, kisaran Distinction sampai HD lah. Dan karena ngerti bobot tiap assesment, saya juga tau nilai berapa yang harus saya dapat di final exam in order to obtain HD as my final mark. Nilai-nilai itu saya rasa masih dalam kemampuan saya, makanya saya berani menargetkan HD untuk tiga subject kecuali Business Negotiation, karena itu subject yang paling susah, so I would quite satisfy with Distinction mark for that subject. Seapes-apesnya Credit lah.
Tapi… Tuhan berkata lain. Hyahaha.
Waktu saya cek nilai saya di hari grade released itu… I got no HD at all. Even worse, I also got… PASS for my Business Negotiation (tiga subject lainnya saya dapat Distinction). Voila, semua perkiraan nilai saya meleset!
Waktu
ngelihat nilai-nilai itu di monitor laptop saya, saya cuma bisa cengo. Serius
nih? Business Nego cuma dapet… PASS? Dikit lagi failed? Dan nggak ada HD sama
sekali? After all, I was quite okay with that 3 D’s, but P…?
Nilai assesment Business Negoku sebelum final exam itu 79%, jadi masuk range Distinction, tapi kalau final resultnya cuma Pass, tak diragukan lagi… final exam saya pasti hancur lebur. Saya ingat, final exam Business Nego itu diadakan di hari terakhir examination period, dan memang pertanyaannya susah-susah banget, tapi asli deh… come on! PASS?
Di tengah-tengah kebengongan dan ketidakpercayaan itu, saya nanya ke Tuhan, “Tuhan, kok nilai saya hancur lebur begini? Hiksssss…”
Saya masih syok beberapa hari setelahnya, tapi pas komsel kemarin, tepat sebelum giliran saya sharing (kami punya kebiasaan untuk sharing apa aja yang terjadi di hidup masing-masing selama seminggu itu. Boleh kabar baik, buruk, kekecewaan, berkat… terserah), saya rasakan Tuhan menegur saya. It was pretty clear.
“How could you demand the best result from Me, while you did not give Me your best effort?”
JLEB!
Mendadak, aaya teringat kebiasaan buruk saya yang suka menunda belajar sebelum ujian hingga menit-menit terakhir. Saya teringat kebiasaan saya mengerjakan assignment dengan SKS alias Sistem Kebut Semalam. Saya teringat komitmen yang saya langgar untuk at least baca-baca dulu materi kuliah yang bakal dibahas keesokan harinya.
How could I demand God to give me the best result, while I didn’t give Him my best effort? Belajar cuma semalam menjelang ujian, kok berani-berani minta nilai HD? Nggak pernah belajar (kalau nggak besoknya ujian), kok ngamuk cuma dikasih Pass? Masih untung Tuhan ngasih Pass, gimana kalau Tuhan kasih Failed?
One thing that I experienced a few times with God: setiap kali saya melangkah keluar dari kehendak-Nya, Dia selalu menghajar saya cukup sakit, hingga saya jera, tapi TIDAK PERNAH terlalu sakit hingga saya hancur. Dan di atas semua itu, saya tahu Dia melakukannya bukan karena Dia marah, tapi justru karena Dia sangat mengasihi saya.
Setiap kali saya merasakan Dia sedang menghajar saya, saya memaksa diri saya untuk langsung introspeksi, minta ampun dan berbalik. Jangan sampai saya kebangetan hingga perlu dihajar lebih keras lagi. Dia sangat mengasihi saya, dan Dia tahu kalau saya nggak dihajar, in the end saya sendiri lah yang bakal hancur, dan nggak mungkin Tuhan ketawa-ketawa melihat saya hancur sambil ngomong, “Gue bilang juga apa, Nak!”. Dia pasti juga menangis… :(
Jadi, yaah… saya tahu banget di aspek mana saja saya masih terus dibentuk dan diubahkan oleh Tuhan. Berhubung saya orang yang cukup gengsian, terutama soal achievements, Tuhan masih terus bentuk saya di aspek ini. Kalau nilai HD semua, saya yakin saya pasti sombong (kalau jalan di kampus pasti hidungnya terangkat ke atas, wakakakak!), dan saya juga nggak berusaha lebih baik lagi :)
Paulus menulis dalam Roma 8:28…
Nilai assesment Business Negoku sebelum final exam itu 79%, jadi masuk range Distinction, tapi kalau final resultnya cuma Pass, tak diragukan lagi… final exam saya pasti hancur lebur. Saya ingat, final exam Business Nego itu diadakan di hari terakhir examination period, dan memang pertanyaannya susah-susah banget, tapi asli deh… come on! PASS?
Di tengah-tengah kebengongan dan ketidakpercayaan itu, saya nanya ke Tuhan, “Tuhan, kok nilai saya hancur lebur begini? Hiksssss…”
Saya masih syok beberapa hari setelahnya, tapi pas komsel kemarin, tepat sebelum giliran saya sharing (kami punya kebiasaan untuk sharing apa aja yang terjadi di hidup masing-masing selama seminggu itu. Boleh kabar baik, buruk, kekecewaan, berkat… terserah), saya rasakan Tuhan menegur saya. It was pretty clear.
“How could you demand the best result from Me, while you did not give Me your best effort?”
JLEB!
Mendadak, aaya teringat kebiasaan buruk saya yang suka menunda belajar sebelum ujian hingga menit-menit terakhir. Saya teringat kebiasaan saya mengerjakan assignment dengan SKS alias Sistem Kebut Semalam. Saya teringat komitmen yang saya langgar untuk at least baca-baca dulu materi kuliah yang bakal dibahas keesokan harinya.
How could I demand God to give me the best result, while I didn’t give Him my best effort? Belajar cuma semalam menjelang ujian, kok berani-berani minta nilai HD? Nggak pernah belajar (kalau nggak besoknya ujian), kok ngamuk cuma dikasih Pass? Masih untung Tuhan ngasih Pass, gimana kalau Tuhan kasih Failed?
One thing that I experienced a few times with God: setiap kali saya melangkah keluar dari kehendak-Nya, Dia selalu menghajar saya cukup sakit, hingga saya jera, tapi TIDAK PERNAH terlalu sakit hingga saya hancur. Dan di atas semua itu, saya tahu Dia melakukannya bukan karena Dia marah, tapi justru karena Dia sangat mengasihi saya.
"Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? (Ibrani 12:5-7)
Setiap kali saya merasakan Dia sedang menghajar saya, saya memaksa diri saya untuk langsung introspeksi, minta ampun dan berbalik. Jangan sampai saya kebangetan hingga perlu dihajar lebih keras lagi. Dia sangat mengasihi saya, dan Dia tahu kalau saya nggak dihajar, in the end saya sendiri lah yang bakal hancur, dan nggak mungkin Tuhan ketawa-ketawa melihat saya hancur sambil ngomong, “Gue bilang juga apa, Nak!”. Dia pasti juga menangis… :(
Jadi, yaah… saya tahu banget di aspek mana saja saya masih terus dibentuk dan diubahkan oleh Tuhan. Berhubung saya orang yang cukup gengsian, terutama soal achievements, Tuhan masih terus bentuk saya di aspek ini. Kalau nilai HD semua, saya yakin saya pasti sombong (kalau jalan di kampus pasti hidungnya terangkat ke atas, wakakakak!), dan saya juga nggak berusaha lebih baik lagi :)
Paulus menulis dalam Roma 8:28…
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.
“Segala sesuatu” lho, berarti bukan cuma hal-hal baik aja… kadang Dia juga pakai hal-hal buruk untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.
“Segala sesuatu”… means Dia nggak cuma pakai nilai HD untuk mendatangkan kebaikan bagi saya, tapi juga nilai Pass, karena dengan begitu Dia bisa membentuk saya lebih dan lebih lagi sesuai dengan kehendak-Nya :)
Thank you, LORD. I am forever grateful to have a Father like You. Mold me even more LORD, so I become more like your beloved Son, Jesus. Amen!
Comments
ayo semangat, hahaaa, melakukan yang kudu dikerjain, menolak yang kurang kurang penting. Jadi nilai, naskah dan social life bisa jalan seimbang
anyway, so proud of you too, sist :))