Ehem, maaf sebelumnya, tapi postingan ini bakal berat, keras, dan penuh emosi, I’ve warned you :p
Sudah tahu kan, kalau Menteri Komunikasi dan Informatika kita, Bapak Tifatul Sembiring, sedang mengultimatum Research In Motion (RIM), penyedia layanan BlackBerry, untuk memenuhi tujuh tuntutannya?
Buat yang belum tahu, tujuh tuntutan Pak Tifatul (seperti dikutip dari akun twitternya, @tifsembiring) adalah sbb:
1. Pemerintah meminta RIM mematuhi peraturan perundangan yg berlaku di Indonesia, terkait dengan Undang-undang 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi, UU 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dan UU 44/2008 tentang Pornografi.
2. Pemerintah meminta RIM membuka perwakilan di Indonesia, mengingat sudah ada lebih dua juta pelanggan BlackBerry di Indonesia.
3. RIM juga diminta membuka pusat layanan di Indonesia untuk melayani pelanggan di sini.
4. Pemerintah ingin RIM merekrut tenaga kerja Indonesia secara layak dan proporsional.
5. RIM diminta sebanyak mungkin menggunakan konten lokal Indonesia, khususnya perangkat lunak.
6. RIM diminta memblokir situs porno, sebagaimana sudah dipatuhi oleh operator lain.
7. Pemerintah meminta RIM membangun server/repeater di Indonesia, agar aparat hukum bisa mengaksesnya
Jika hingga tanggal 17 Januari 2011 RIM tidak memenuhi ketujuh tuntutan tersebut, Kementerian Kominfo akan menutup layanan BlackBerry di Indonesia. Yah, tidak semua layanan BlackBerry sih, hanya BlackBerry browsernya saja. Untuk telepon, SMS, BBM, e-mail, dll, masih akan berfungsi seperti biasa.
Pak Tif MUNGKIN bermaksud baik, tapi, mengutip kata-kata Pak Tif dulu juga (yaitu bahwa setiap orang bebas berpendapat), menurut saya ini terlalu mengada-ada, terutama poin ke-enam.
Kenapa sih, dari dulu Tiffie SELALU ribut sama yang namanya situs porno? Kalau ada WNI yang buka situs porno, dosa Tiffie nambah, gitu? Negara rugi miliaran, gitu?
Maaf, Pak, tapi in my humble opinion, apa yang dilihat seseorang, di layar ponsel pribadinya sendiri, itu adalah hak dia. Itu menyangkut moralnya. Urusan antara dia dengan Tuhan-nya, bukan dengan Menkominfo!
Kalau dalam agama saya, ada ayat di Kitab Suci (Alkitab), di mana Yesus berkata, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.” (Matius 12:36)
Saya mengimani, bahwa hal yang sama juga berlaku untuk “setiap hal sia-sia yang dilihat oleh mata saya (termasuk pornografi)”. Jika saya melihat pornografi, itu akan saya pertanggungjawabkan pada Tuhan saya kelak, sama sekali tidak ada urusannya dengan Menkominfo.
Negara seharusnya mengurusi hukum, Pak, BUKAN moral.
Kalau Pak Tif berkilah, bahwa sekarang banyak pengguna BlackBerry yang adalah anak di bawah umur, yang bisa saja imannya belum kuat seperti Bapak dan jadi mengakses situs porno, saya rasa kuncinya adalah di bimbingan yang diberikan oleh orangtuanya. Ortu bisa kok memberi pengertian dan bimbingan.
Kalau Kominfo mau membantu ortu melakukan hal ini, harusnya dengan bantu buatkan software parental control, lalu dibagikan gratis. Ada anggarannya tho, Pak Tif? Bukan dengan blokir BlackBerry! Ibaratnya gigi goyang akan tanggal, eeh malah ditambal! Salah besar!
Dan bagaimana dengan pengguna BlackBerry yang nggak pernah buka situs porno lewat BB-nya, tapi kena dampak diblokir juga?
Saya pakai browser BlackBerry saya untuk kerja. Untuk googling atau riset kalau ada hal yang ingin saya masukkan ke naskah novel saya, tapi belum sepenuhnya saya pahami. Untuk menerjemahkan kata-kata dalam Bahasa Inggris yang belum saya tahu artinya lewat Google Translate. Untuk baca berita dari situs Metro TV, Kompas, Detik, dsb.
Kalau browser BlackBerry diblokir, hanya karena mengikuti standar moral Pak Tif, saya jadi nggak bisa kerja dan baca berita.
Semua diawali dengan niat, kembali ke individu masing-masing. Kalau orang memang SUDAH NIAT lihat hal porno, dia akan melakukan segala macam cara supaya niatnya tercapai.
Saya setuju untuk tuntutan-tuntutan lainnya, terutama kalau tujuannya baik, untuk memberantas korupsi, terorisme, dan sebagainya yang mungkin merugikan negara. Tapi untuk hal-hal yang menyangkut moral, biarlah itu menjadi tanggung jawab pribadi kami masing-masing.
Baiklah, Pak, selamat bekerja lagi ya! Salam peace, love, and gaul!
PS: Dengar-dengar, Bapak dipanggil DPR minggu depan karena dianggap meresahkan masyarakat dengan tujuh tuntutan Bapak pada RIM ini? Tetap semangat, Pak!
Sudah tahu kan, kalau Menteri Komunikasi dan Informatika kita, Bapak Tifatul Sembiring, sedang mengultimatum Research In Motion (RIM), penyedia layanan BlackBerry, untuk memenuhi tujuh tuntutannya?
Buat yang belum tahu, tujuh tuntutan Pak Tifatul (seperti dikutip dari akun twitternya, @tifsembiring) adalah sbb:
1. Pemerintah meminta RIM mematuhi peraturan perundangan yg berlaku di Indonesia, terkait dengan Undang-undang 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi, UU 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dan UU 44/2008 tentang Pornografi.
2. Pemerintah meminta RIM membuka perwakilan di Indonesia, mengingat sudah ada lebih dua juta pelanggan BlackBerry di Indonesia.
3. RIM juga diminta membuka pusat layanan di Indonesia untuk melayani pelanggan di sini.
4. Pemerintah ingin RIM merekrut tenaga kerja Indonesia secara layak dan proporsional.
5. RIM diminta sebanyak mungkin menggunakan konten lokal Indonesia, khususnya perangkat lunak.
6. RIM diminta memblokir situs porno, sebagaimana sudah dipatuhi oleh operator lain.
7. Pemerintah meminta RIM membangun server/repeater di Indonesia, agar aparat hukum bisa mengaksesnya
Jika hingga tanggal 17 Januari 2011 RIM tidak memenuhi ketujuh tuntutan tersebut, Kementerian Kominfo akan menutup layanan BlackBerry di Indonesia. Yah, tidak semua layanan BlackBerry sih, hanya BlackBerry browsernya saja. Untuk telepon, SMS, BBM, e-mail, dll, masih akan berfungsi seperti biasa.
Pak Tif MUNGKIN bermaksud baik, tapi, mengutip kata-kata Pak Tif dulu juga (yaitu bahwa setiap orang bebas berpendapat), menurut saya ini terlalu mengada-ada, terutama poin ke-enam.
Kenapa sih, dari dulu Tiffie SELALU ribut sama yang namanya situs porno? Kalau ada WNI yang buka situs porno, dosa Tiffie nambah, gitu? Negara rugi miliaran, gitu?
Maaf, Pak, tapi in my humble opinion, apa yang dilihat seseorang, di layar ponsel pribadinya sendiri, itu adalah hak dia. Itu menyangkut moralnya. Urusan antara dia dengan Tuhan-nya, bukan dengan Menkominfo!
Kalau dalam agama saya, ada ayat di Kitab Suci (Alkitab), di mana Yesus berkata, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.” (Matius 12:36)
Saya mengimani, bahwa hal yang sama juga berlaku untuk “setiap hal sia-sia yang dilihat oleh mata saya (termasuk pornografi)”. Jika saya melihat pornografi, itu akan saya pertanggungjawabkan pada Tuhan saya kelak, sama sekali tidak ada urusannya dengan Menkominfo.
Negara seharusnya mengurusi hukum, Pak, BUKAN moral.
Kalau Pak Tif berkilah, bahwa sekarang banyak pengguna BlackBerry yang adalah anak di bawah umur, yang bisa saja imannya belum kuat seperti Bapak dan jadi mengakses situs porno, saya rasa kuncinya adalah di bimbingan yang diberikan oleh orangtuanya. Ortu bisa kok memberi pengertian dan bimbingan.
Kalau Kominfo mau membantu ortu melakukan hal ini, harusnya dengan bantu buatkan software parental control, lalu dibagikan gratis. Ada anggarannya tho, Pak Tif? Bukan dengan blokir BlackBerry! Ibaratnya gigi goyang akan tanggal, eeh malah ditambal! Salah besar!
Dan bagaimana dengan pengguna BlackBerry yang nggak pernah buka situs porno lewat BB-nya, tapi kena dampak diblokir juga?
Saya pakai browser BlackBerry saya untuk kerja. Untuk googling atau riset kalau ada hal yang ingin saya masukkan ke naskah novel saya, tapi belum sepenuhnya saya pahami. Untuk menerjemahkan kata-kata dalam Bahasa Inggris yang belum saya tahu artinya lewat Google Translate. Untuk baca berita dari situs Metro TV, Kompas, Detik, dsb.
Kalau browser BlackBerry diblokir, hanya karena mengikuti standar moral Pak Tif, saya jadi nggak bisa kerja dan baca berita.
Semua diawali dengan niat, kembali ke individu masing-masing. Kalau orang memang SUDAH NIAT lihat hal porno, dia akan melakukan segala macam cara supaya niatnya tercapai.
Saya setuju untuk tuntutan-tuntutan lainnya, terutama kalau tujuannya baik, untuk memberantas korupsi, terorisme, dan sebagainya yang mungkin merugikan negara. Tapi untuk hal-hal yang menyangkut moral, biarlah itu menjadi tanggung jawab pribadi kami masing-masing.
Baiklah, Pak, selamat bekerja lagi ya! Salam peace, love, and gaul!
PS: Dengar-dengar, Bapak dipanggil DPR minggu depan karena dianggap meresahkan masyarakat dengan tujuh tuntutan Bapak pada RIM ini? Tetap semangat, Pak!
Comments
Moral adalah urusan kita dengan Tuhan
Dan lagi, nggak akses lewat BB, lewat internet pc pun bisa
lewat bb malah layar kecil, gak jelas gitu
Aku juga blas gak pernah browsing pornografi steph, tapi sering browsing buat hal lain...
googling, searching data
Rasanya jadi gak efektif aja
Semua memang dari niat, bukan kesempatan
Biarlah itu menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing, ya
temanku malah bilang, "ngapain browsing porni pake BB, layarnya kecil, mana enak?" hahaha ada-ada aja.
iya, mau browsing untuk hal-hal yang bisa memperkaya wawasan sekarang malah bakal nggak bisa :(
setuju bgt!! ga da hubungannya ma iman lah, biarpun agamaku sama dgn si bapak (cuma beda level iman kali hahaha) tp tetap aja aneh aja ngebacanya.
mudah2an aja ada solusi yg lbh baek lg. mmg bener tuh, klo udh niat liat situs sedemikian, ya kan ga mesti lewat BB doang. dan mmg benerlah, mana enak ngeliat dr layar kecil huahahha