Skip to main content

Nasionalisme vs Malaysia

Belakangan ini, saya melihat banyak grup bermunculan di FB, dengan berbagai nama *mulai dari Malingsia, Ganyang Malaysia, Say No to Malaysia, dll dsb dst*, tapi intinya satu: we hate Malaysia. Dan jujur aja, saya bete ngelihatnya
Saya tau, sehubungan dengan masalah Ambalat, dan luka lama akibat Sipadan dan Ligitan direbut, TKI dan TKW kita banyak yang disiksa, Lagu Rasa Sayange, Angklung, dan Batik *bahkan mungkin, Manohara * diklaim sebagai milik Malaysia, banyak warga Indonesia yang jadi antipati dengan segala sesuatu yang berbau Malaysia. Tapi nggak usah segitunya kaleee.
Soal kedaulatan wilayah RI yang diusik negara lain, saya setuju kita harus mengambil sikap tegas. Tapi “sikap tegas” itu BUKAN berarti kita harus join grup Malingsia di FB Nggak ada gunanya tau nggak, dan malah membuat segelintir orang, yang mungkin nggak tau permasalahan sebenarnya, jadi punya kebencian yang hanya bersumber dari ikut-ikutan. Menyesatkan orang!
Jangan bilang saya nggak nasionalis karena menulis seperti ini. Saya tau betapa nasionalisnya saya, dan justru karena nasionalisme yang begitu besar itulah, saya menulis ini. Saya cinta sekali Indonesia, dan saya kepengin masyarakat Indonesia nggak berpikiran sempit tentang masalah Malaysia ini. Saya kepingin kita, sebagai generasi muda, membuka mata, baca dan dengar berita yang benar-benar berita, jangan hanya asal join grup di FB.
Saya sempat tertegun waktu Presiden SBY menyatakan bahwa Indonesia tidak akan kompromi mengenai wilayah kedaulatannya, which means kalau jalan diplomasi tidak berhasil dan perang adalah jalan terakhir untuk mempertahankan Ambalat, ya kita akan perang (walaupun, tentu saja, Pak SBY juga bilang bahwa diplomasi adalah jalan yang lebih terhormat, dan daripada anggaran digunakan untuk perang lebih baik untuk menyejahterakan rakyat).
Saya ingin Ambalat tetap menjadi milik Indonesia, tapi saya juga nggak mau perang. C’mon, peralatan militer kita udah pada tua, dan rakyat bakal semakin menderita kalau sampai perang itu benar-benar terjadi. Perang, siapapun yang menang, pada akhirnya tetap akan membawa kerugian besar bagi kedua belah pihak
Mungkin kita pikir kita nggak bisa melakukan apa-apa sekarang ini, but hei, kita masih bisa berdoa! Berdoalah supaya jalan diplomasi berhasil, dan kedua negara menjadi lebih menghormati kedaulatan wilayah masing-masing. Berdoalah supaya nggak ada perang, yang bakal membuat rakyat miskin kita semakin miskin dan sengsara. Berdoalah supaya rakyat kita tidak membawa nasionalisme dan patriotismenya ke arah yang salah. Berdoalah supaya pemerintah kita bisa tetap berkepala dingin, meskipun hatinya panas, saat menghadapi masalah pelik dan krusial seperti ini. Dan kalau kamu masih sekolah atau kuliah, belajar yang bener deh, biar di masa depan bisa lebih memajukan negaramu ini, huehehe.
Menurut saya, dengan cara seperti itulah, kita benar-benar menunjukkan nasionalisme kita

Comments

iya kak, betuuulll... setujuuu...

status org2 di FB jg pada sadis, el ngeri bacanya.. *hiiii....*

tp menurut el, adanya forum2 kyk gitu karna cara pandang dan pemikiran org yg beda2, prbedaan timbangan dan kacamata utk mendeskripsikan arti nasionalisme.. MUNGKIN mrk pikir dgn adanya forum itu Malaysia jd 'sadar' dan brenti bikin kontra sm kita.. *tp keliatanya ga ngaruh ya? :p*
Deep thought, nice thought. Bener Steph, apa yang kamu tulis bikin aku tertegun. Yup, dari kemarin aku juga sedih ngelihat itu semua. Apalagi di jalan, masih banyak banget masyarakat yang tidur di jalan tanpa alas, tanpa selimut, tanpa baju. Maksud aku, permasalahan kita udah sebegitu kompleks, jangan gede-gedein masalah dong. Kecil dihilangin, gede dikecilin. Dan yup, benar lagi, doa ialah jalan terbaik yang bisa kita tempuh. Kalau mulut sudah tidak bisa bicara, biar lutut yang bicara, ya Steph. dan hasilnya aku yakin, akan lebih baik
Stephanie Zen said…
elena: haha ya mana mungkin lah malaysia jadi "sadar" karena lihat atau baca forum-forum begitu, yang ada mereka malah makin benci, secara.. yah, kamu tau sendiri kan, postingan di forum2 kayak gitu kata2nya pasti kasar & ngeri banget :(

ci rina: iya ci, begitu itulah.. masalah yang kecil digedein, yang gede dikecilin.. bener-bener berharap & berdoa supaya jgn sampai perang deh :(
iya, diselesaikan dengan diplomasi aja asal maksi. Jujur, pendapatku yang hampir sama seperti tulisanmu ini sering ditentang sama temen-temen yang aku ajak diskusi. Menurut mereka aku kurang nasionalis. Tidak suka melihat Indonesia maju. Tapi aku ganti bertanya sama mereka "kalau Indonesia perang mau maju darimananya? Rakyat makin sengsara, kondisi ekonomi makin menurun. Apa itu yang disebut nasionalisme? Jika saya, yang seorang warga negara lebih suka melihat orang-orang yang sudah menderita, mau makan aja susah, menjadi lebih menderita lagi, maka disitulah harus dipertanyakan nasionalisme saya. ini sebenernya sudah ada di draft blog, tapi msh blm sempet post. Kita sebagai warga negara jangan deh ikut-ikut "panas" karena nasionalisme tidak selalu diukur dengan perang.
Stephanie Zen said…
iya, jeng, bener banget. justru nasionalisme itu berarti kita mau berpikir jangka panjang & dengan kepala dingin, apa yang terbaik buat bangsa ini. jangan hanya karena hati panas langsung ngomongnya "perang" mulu :(

Popular posts from this blog

5566

Tahu grup 5566 *a.k.a double-five double-six , five-five six-six , or u-u-liu-liu * nggak? Itu lhoo… yang dulu pernah main serial drama Asia yang judulnya My MVP Valentine . Yang personelnya Tony Sun , Rio Peng, Zax Wang, Jason Hsu , sama Sam Wang. Nah, kemarin saya bongkar-bongkar kamar , dan… voila! Ketemu VCD karaoke lagu-lagu mereka! Terus iseng gitu kan nyetel di laptop, ehh... taunya masih bagus ! Dan hebringnya lagi, saya masih hafal kata-katanya! Tau deh pronounciationnya bener apa nggak, sudah dua tahun saya nggak menyentuh bahasa Mandarin sih Ahh... jadi kangen masa-masa nonton My MVP Valentine dulu. Jaman saya cinta-cintaan sama si mantan yang mirip salah satu personel 5566

Saya = Manohara?

Kemarin senyam-senyum karena baca wall dari Titish ini: Hihihi.. walaupun ada kata "agak"-nya, tapi teteeep saya merasa tersanjung sekali lho udah dibilang mirip sama Manohara *asal ga mirip nasibnya aja * Anyway, inilah tampang Manohara, emang mirip saya ya.. Berarti, saya nggak boleh jalan-jalan ke Malaysia nih, apalagi ke wilayah Kelantan, kan bahaya kalau Tengku Fakhry ngeliat terus naksir saya.. PS: buat yang nggak tau Manohara itu siapa, baca koran deeeh

FTV Brondong Lover

Kemarin baru dapat update dari SinemArt, FTV yang diangkat dari novel saya, Brondong Lover, udah selesai shooting! Sekarang FTV itu lagi dalam proses editing, lalu setelah ini bakal ditawarkan ke statiun-stasiun TV. Dan JANGAN TANYA kapan dan di stasiun TV mana FTV itu bakal ditayangin, karena saya juga belum tau Untuk pemain di FTV itu sendiri, so far saya juga cuma tau dua pemeran utamanya. Nasha, si tokoh utama dalam Brondong Lover, diperankan Pevita Pearce . Pevita adalah cewek blasteran Banjarmasin-Inggris, yang sebelumnya pernah main bareng Richard Kevin dalam film Lost in Love. Saya suka Pevita, karena di imajinasi saya tokoh Nasha juga mirip-mirip Pevita gini sih. Dan dari segi umur juga Pevita sebaya Nasha (Pevita aslinya berumur 16 tahun, sementara Nasha di buku saya berusia 18, nggak jauh-jauh amat lah bedanya) Terus, pemeran Dave, si brondong nyolot adalah Kevin Julio . Lucunya, nama panjang Kevin Julio kan Kevin Julio Chandra, sementara nama lengkap Dave itu Reynaldo D