Saya
lagi khawatir mikirin satu hal: Final Exam Managing Organisational Flexibility
(MOF) saya minggu lalu.
FYI, untuk lulus subject ini, persyaratannya ada dua:
Nah, Final Exam kemarin ada 2 section:
Salah saya adalah, waktu ngerjain ujian ini saya kira waktunya 2 jam 10 menit, tapi ternyata… cuma 1 jam 10 menit! Padahal waktu 1 jam pertama saya udah santai-santai ngerjain MCQ, dan baru tahu bahwa waktunya cuma 1 jam 10 menit saat sudah 10 menit terakhir! ARGH! Alhasil, saya ngerjain essay pakai logika doang. Cuma dapat setengah halaman A4, tapi ya sudahlah, karena saya juga nggak tahu musti nulis apa lagi.
Sampai rumah, saya cek deh jawaban-jawaban saya. Untuk MCQ, 13 soal sudah pasti saya jawab benar (yang berarti 6.5 marks udah pasti di tangan) dan masih ada 3 soal lagi yang belum jelas jawabannya benar apa nggak. Cumaaa, untuk soal essay, saya shock begitu tahu ternyata ada teorinya, sementara cuma jawab dengan logika :s Gila, itu kepikiran banget lho, dosennya mau berbaik hati nggak ya, ngasih 3.5 marks (out of 14) ajaaaa, biar saya bisa lulus :(( Nggak minta nilai macem-macem sih buat subject yang ini, PASS aja udah seneng…
Hari itu saya nggak tenang. Biar pun malam sebelumnya nggak tidur, siang setelah ujian saya juga nggak bisa tidur, karena kepikiran resultnya (yang baru akan keluar tanggal 5 Maret nanti). Gelisah banget, lulus atau nggak. Saya cerita ke beberapa teman saya untuk minta bantuan doa, tapi nggak tahu kenapa meski sudah melakukan itu saya tetap merasa nggak tenang.
Then… I decided to leave everything on God’s hands. Yah, secara udah nggak ada lagi yang bisa saya lakukan, kan? Kalau lulus puji Tuhan, tapi kalau nggak pun saya tahu Dia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi saya. Amin!
Terus, waktu baca Alkitab beberapa hari lalu, saya baca tentang Musa yang membawa bangsa Israel keluar dari mesir sementara Firaun mengejar mereka, dan sampai di ayat ini:
JDUERRRR! Somehow I felt that God wants to remind me to not worry about that Final Exam result anymore! Saya lalu mencari tahu apa yang dikatakan oleh Alkitab terjemahan lain:
Paling menohok mah The Message Bible:
Aduh ini asli deh ya, serasa ditampar pipi kiri dan kanan sekaligus! Kayak Tuhan mau bilang, “Udah deh, nggak usah bawel, nggak akan mengubah apa pun, juga! Why don’t you trust Me? Be still, hold your peace, stay calm… and keep your mouth shut!”
*speechless*
Jadi ya, saya doa lagi sama Tuhan, minta ampun karena saya kurang sungguh-sungguh belajar, dan nggak benar-benar memperhatikan soal durasi Final Exam. Sekali lagi saya mau serahkan kekuatiran ini dalam tangan Tuhan, dan percaya bahwa Dia pasti berikan yang terbaik :)
Please support me in prayer, people!
FYI, untuk lulus subject ini, persyaratannya ada dua:
- Kita harus dapat total nilai 50% dari total 100%, DAN
- Untuk setiap assesment yang bertanda “Invigilated”, kita harus minimal dapat 40%.
Jadi,
misalnya saya dapat nilai maksimal untuk Beer Game dan Learning Journal, kan
udah 50% tuh, tapi saya belum tentu lulus karena harus dapat masing-masing minimal
40% dari Midterm dan Final Exam. Hehe, bingung nggak ngitungnya? Nih contohnya…
untuk Final Exam kemarin nilai maksimalnya 25 marks, saya harus dapat 40% x 25
marks = 10 marks.
Nah, Final Exam kemarin ada 2 section:
- MCQ (Multiple Choice Question), consisted of 22 questions, worth 0.5 marks each. Maximum marks for MCQ section is 22 x 0.5 = 11 marks.
- Essay, consisted of 1 question, worth 14 marks.
Salah saya adalah, waktu ngerjain ujian ini saya kira waktunya 2 jam 10 menit, tapi ternyata… cuma 1 jam 10 menit! Padahal waktu 1 jam pertama saya udah santai-santai ngerjain MCQ, dan baru tahu bahwa waktunya cuma 1 jam 10 menit saat sudah 10 menit terakhir! ARGH! Alhasil, saya ngerjain essay pakai logika doang. Cuma dapat setengah halaman A4, tapi ya sudahlah, karena saya juga nggak tahu musti nulis apa lagi.
Sampai rumah, saya cek deh jawaban-jawaban saya. Untuk MCQ, 13 soal sudah pasti saya jawab benar (yang berarti 6.5 marks udah pasti di tangan) dan masih ada 3 soal lagi yang belum jelas jawabannya benar apa nggak. Cumaaa, untuk soal essay, saya shock begitu tahu ternyata ada teorinya, sementara cuma jawab dengan logika :s Gila, itu kepikiran banget lho, dosennya mau berbaik hati nggak ya, ngasih 3.5 marks (out of 14) ajaaaa, biar saya bisa lulus :(( Nggak minta nilai macem-macem sih buat subject yang ini, PASS aja udah seneng…
Hari itu saya nggak tenang. Biar pun malam sebelumnya nggak tidur, siang setelah ujian saya juga nggak bisa tidur, karena kepikiran resultnya (yang baru akan keluar tanggal 5 Maret nanti). Gelisah banget, lulus atau nggak. Saya cerita ke beberapa teman saya untuk minta bantuan doa, tapi nggak tahu kenapa meski sudah melakukan itu saya tetap merasa nggak tenang.
Then… I decided to leave everything on God’s hands. Yah, secara udah nggak ada lagi yang bisa saya lakukan, kan? Kalau lulus puji Tuhan, tapi kalau nggak pun saya tahu Dia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi saya. Amin!
Terus, waktu baca Alkitab beberapa hari lalu, saya baca tentang Musa yang membawa bangsa Israel keluar dari mesir sementara Firaun mengejar mereka, dan sampai di ayat ini:
The Lord will fight for you; you need only to be still. (Exodus 14:14 NIV)
JDUERRRR! Somehow I felt that God wants to remind me to not worry about that Final Exam result anymore! Saya lalu mencari tahu apa yang dikatakan oleh Alkitab terjemahan lain:
The Lord will fight for you, and you shall hold your peace. (Exodus 14:14 NKJV)
The LORD himself will fight for you. Just stay calm. (Exodus 14:14 NLT)
Paling menohok mah The Message Bible:
God will fight the battle for you. And you? You keep your mouths shut! (Exodus 14:14 MSG)
Aduh ini asli deh ya, serasa ditampar pipi kiri dan kanan sekaligus! Kayak Tuhan mau bilang, “Udah deh, nggak usah bawel, nggak akan mengubah apa pun, juga! Why don’t you trust Me? Be still, hold your peace, stay calm… and keep your mouth shut!”
*speechless*
Jadi ya, saya doa lagi sama Tuhan, minta ampun karena saya kurang sungguh-sungguh belajar, dan nggak benar-benar memperhatikan soal durasi Final Exam. Sekali lagi saya mau serahkan kekuatiran ini dalam tangan Tuhan, dan percaya bahwa Dia pasti berikan yang terbaik :)
Please support me in prayer, people!
Comments