Duluuuu
banget, ada satu-dua dosa di masa lalu saya yang selalu mencoba untuk mengusik
saya kembali. Saya tahu, itu salah satu bentuk intimidasi iblis, di mana dia
selalu ingin membuat saya, dan kita semua, meragukan akan anugerah pengampunan
Allah. Iblis ingin membuat kita ragu, “Benarkah Tuhan mengampuniku semudah itu?
Hanya dengan aku percaya pada Yesus?”
Nah, dari Alkitab kita bisa melihat, bahwa dosa “afraid of not being forgiven” ini sudah ada dari duluuu banget. Saudara-saudara Yusuf – setelah ayah mereka, Yakub, mati – merasa ketakutan karena diusik oleh dosa-dosa masa lalu mereka, yaitu menjual Yusuf kepada pedagang budak.
Bukan cuma takut Yusuf belum benar-benar mengampuni mereka, mereka juga sudah merancang sebuah siasat untuk berjaga-jaga, kalau saja ketakutan mereka benar!
Serem banget nggak sih, saking takutnya dosa masa lalunya belum benar-benar diampuni, saudara-saudara Yusuf sampai merancang kebohongan seperti itu -_- Padahal, kurang gimana lagi Yusuf harus menunjukkan pada mereka bahwa ia benar-benar telah mengampuni, dan melupakan, dosa-dosa mereka? Yusuf sudah meminta mereka pindah ke Mesir, memberi mereka daerah terbaik di Mesir sebagai tempat tinggal, memelihara kehidupan mereka selama bertahun-tahun… mana mungkin Yusuf masih dendam kan, kalau dia sudah melakukan hal-hal semacam itu?
Makanya, Alkitab mencatat bahwa reaksi Yusuf ketika mendengar pesan saudara-saudaranya itu adalah… ia menangis (Kejadian 50 17b)! Mungkin Yusuf sedih, kenapa saudara-saudaranya masih juga nggak percaya bahwa ia sudah mengampuni mereka semua? Harus bagaimana lagi ia menunjukkan pengampunannya?
Have you ever wonder… mungkinkah Tuhan juga bereaksi sama seperti Yusuf, ketika kita meragukan pengampunan yang telah Dia berikan? Mungkin Tuhan menangis ketika Dia sudah melakukan semuanya untuk menunjukkan betapa kita telah diampuni – helooo, Ia bahkan telah memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk menebus dosa kita di kayu salib! –, tapi kita masih tetap meragukan pengampunan-Nya.
Have you ever wonder… bahwa dengan merasa dosamu terlalu besar untuk diampuni, berarti kamu juga mengatakan bahwa apa yang telah dilakukan Yesus di kayu salib itu tidak cukup bagimu? Bahwa darah-Nya yang telah dicurahkan bagimu itu masih kurang? Harus bagaimana lagi Dia menunjukkan bahwa kamu telah diampuni?
Jangan hiraukan intimidasi iblis. Dia nggak akan pernah menyerah untuk membuatmu merasa bersalah dan tidak cukup diampuni. Pandanglah pada salib Yesus, dan yakinlah, tidak ada dosa yang terlalu besar bagi-Nya untuk diampuni. His grace is enough.
Live loved and free. You are...
Nah, dari Alkitab kita bisa melihat, bahwa dosa “afraid of not being forgiven” ini sudah ada dari duluuu banget. Saudara-saudara Yusuf – setelah ayah mereka, Yakub, mati – merasa ketakutan karena diusik oleh dosa-dosa masa lalu mereka, yaitu menjual Yusuf kepada pedagang budak.
Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah mereka: "Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalaskan sepenuhnya kepada kita segala kejahatan yang telah kita lakukan kepadanya." (Kejadian 50 : 15)
Bukan cuma takut Yusuf belum benar-benar mengampuni mereka, mereka juga sudah merancang sebuah siasat untuk berjaga-jaga, kalau saja ketakutan mereka benar!
Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf: "Sebelum ayahmu mati, ia telah berpesan: Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu." (Kejadian 50 16-17)
Serem banget nggak sih, saking takutnya dosa masa lalunya belum benar-benar diampuni, saudara-saudara Yusuf sampai merancang kebohongan seperti itu -_- Padahal, kurang gimana lagi Yusuf harus menunjukkan pada mereka bahwa ia benar-benar telah mengampuni, dan melupakan, dosa-dosa mereka? Yusuf sudah meminta mereka pindah ke Mesir, memberi mereka daerah terbaik di Mesir sebagai tempat tinggal, memelihara kehidupan mereka selama bertahun-tahun… mana mungkin Yusuf masih dendam kan, kalau dia sudah melakukan hal-hal semacam itu?
Makanya, Alkitab mencatat bahwa reaksi Yusuf ketika mendengar pesan saudara-saudaranya itu adalah… ia menangis (Kejadian 50 17b)! Mungkin Yusuf sedih, kenapa saudara-saudaranya masih juga nggak percaya bahwa ia sudah mengampuni mereka semua? Harus bagaimana lagi ia menunjukkan pengampunannya?
Have you ever wonder… mungkinkah Tuhan juga bereaksi sama seperti Yusuf, ketika kita meragukan pengampunan yang telah Dia berikan? Mungkin Tuhan menangis ketika Dia sudah melakukan semuanya untuk menunjukkan betapa kita telah diampuni – helooo, Ia bahkan telah memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk menebus dosa kita di kayu salib! –, tapi kita masih tetap meragukan pengampunan-Nya.
Have you ever wonder… bahwa dengan merasa dosamu terlalu besar untuk diampuni, berarti kamu juga mengatakan bahwa apa yang telah dilakukan Yesus di kayu salib itu tidak cukup bagimu? Bahwa darah-Nya yang telah dicurahkan bagimu itu masih kurang? Harus bagaimana lagi Dia menunjukkan bahwa kamu telah diampuni?
Jangan hiraukan intimidasi iblis. Dia nggak akan pernah menyerah untuk membuatmu merasa bersalah dan tidak cukup diampuni. Pandanglah pada salib Yesus, dan yakinlah, tidak ada dosa yang terlalu besar bagi-Nya untuk diampuni. His grace is enough.
Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. (Yesaya 1 : 18)
Live loved and free. You are...
Comments