Skip to main content

Lapar

Saya jenis orang yang paling senewen saat… lapar. Self-defense saya adalah, who doesn’t? :p

Dulu waktu masih kerja kantoran, tiap jam makan siang tapi saya belum sempat makan (saking banyaknya kerjaan) dan ada telepon berdering atau tamu datang, saya langsung bilang dalam hati, “Awas aja, gue ‘habisin’ nih orang!” Hahaha! Menjelma jadi monster banget, pokoknya!

Courtesy of http://www.supercoloring.com/pages/hungry-demon/

Nah, seperti yang sudah saya tulis di atas, kebanyakan manusia sangat senewen saat ia lapar. Bukan cuma lapar secara jasmani, tapi juga lapar secara emosional (butuh perhatian tapi nggak ada yang memperhatikan, hingga akhirnya jadi uring-uringan), dan juga… lapar secara rohani (hubungan dengan Tuhan sedang renggang, hingga membuka celah bagi iblis untuk masuk dan membuat orang tersebut kehilangan damai sejahtera)!

Selain senewen, ada satu lagi kelemahan manusia saat ia “lapar”, ia cenderung kalap saat ada yang menawarinya “makanan”! Apa saja yang disodorkan ke depan hidungnya, pasti disamber! -_- Coba lihat contohnya:

Kalap saat lapar secara jasmani: kita kalap memesan segala macam menu di restoran, tapi terkaget-kaget ketika perut kita sudah nyaris meledak bahkan saat kita belum menghabiskan separuh dari pesanan itu.

Kalap saat lapar secara emosional: cewek yang sedang haus perhatian menelan mentah-mentah segala gombal rayuan pulau kelapa yang diluncurkan oleh seorang cowok playboy, hingga akhirnya menyerahkan segalanya.

Kalap saat lapar secara rohani: saat hubungan seorang remaja cowok dengan Tuhan sedang renggang, dan iblis menggoda dia untuk kembali ke dosa lamanya, yaitu pornografi. Si remaja cowok memutuskan untuk menuruti godaan itu “Sekali saja,” pikirnya, “setelah itu aku akan minta ampun sama Tuhan dan nggak nonton bokep lagi.” Oh boy, if only you knew what kind of trap you’re stepping into…

Guys, Jesus walked in our shoes. Everything that we have been through, Jesus went through. 

Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. (Ibrani 4:15)

Alkitab mencatat, Yesus pun pernah merasakan rasa lapar itu. 

After fasting forty days and forty nights, He was hungry. (Matthew 4:2 NIV)

Iblis sangat mengenali “saat-saat kritis” ini, karena itulah ia datang untuk mencobai Yesus saat Yesus sedang dalam kondisi kelaparan. Yang iblis nggak tahu… Yesus memang lapar secara jasmani (40 hari 40 malam nggak makan, bow! Saya, yang hobi makan ini, udah tewas kali -_-), tapi Dia tidak membiarkan diri-Nya lapar secara rohani!

Yesus boleh lapar secara jasmani, tapi rohani-Nya kenyang akan Firman Allah! Terbukti, ketika Iblis mengiming-iminginya dengan dengan berbagai macam hal, bahkan memakai Firman Allah yang dia gunakan dalam konteks seenak udelnya (untuk mendukung pencobaannya! Weeew, kurang ajar banget deh si iblis!), Yesus sudah siap dengan “serangan balik” yang lebih JLEB!

Iblis        : (datang sambil cengengesan) Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.

Yesus    : Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Iblis        : (nggerundel) (membawa Yesus ke bubungan bait Allah) Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.

Yesus    : Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!

Iblis        : (ngelap keringet) (membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya) Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku. (dalam hati iblis, “kali ini doi pasti nyerah!”)

Yesus    : Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!


Teman-teman, jangan biarkan diri kita lapar secara rohani. Lapar secara jasmani dan emosional mungkin tidak terelakkan, karena kita masih hidup di dalam tubuh manusia kita, tapi lapar secara rohani bisa kita hindari. Pemazmur kasih tips untuk kita:

Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau. (Mazmur 119 : 11)

Yesus menyimpan Firman Allah dalam hati-Nya, dan mengerti betul apa maksud dari setiap Firman itu, hingga segala interpretasi iblis yang ngawur akan Firman Allah tidak mempan bagi-Nya. That’s exactly what we should do! Stand firm in the Word of God! :)

"Therefore everyone who hears these words of mine and puts them into practice is like a wise man who built his house on the rock. The rain came down, the streams rose, and the winds blew and beat against that house; yet it did not fall, because it had its foundation on the rock.” (Matthew 7 : 24-25 NIV)

Comments

Anonymous said…
njotos bangett. JLEB aja dah

Popular posts from this blog

Pindahan #2: Putus

Nggak, saya nggak putus. Lha mau putus sama siapa? Okay, selamat datang kembali di blog post series Pindahan! Buat yang belum baca part 1-nya, sila dibaca di sini ya, biar nggak bingung saya ngoceh tentang apa. Lanjuttt! Untuk pindahan kali ini, saya memutuskan nggak pakai jasa mover alias tukang jasa pindahan. Kenapa? Karena selain barang saya nggak banyak-banyak amat, pakai mover di sini juga lumayan mahal, bisa $70 - $100. Mending duitnya dipake buat beli baju baru . Nah, resiko nggak pakai mover adalah, saya harus mau pindahin barang saya sedikit demi sedikit dari rumah lama ke rumah baru. Rutinitas saya tiap pagi selama seminggu belakangan kira-kira begini: tiap pagi ke kantor bawa gembolan dua travel bag atau satu koper --> Dilihatin dan ditanyain sama orang-orang sekantor, "Wah, you're flying back home, ah?" --> I wish --> Kerja membanting tulang demi sepetak kamar sampai kira-kira jam 7 malam --> Gotong-gotong gembolan ke rumah baru. Asal ta

Ziklag

Beberapa hari yang lalu, saya lagi baca One Year Bible Plan, waktu roommate saya ingatin untuk bayar uang kost. FYI, we rent a unit of HDB (sebutan untuk rumah susun di Singapore) here, consists of three bedrooms, and one of those rooms has been vacant for a month. We’ve been trying our best in order to find a housemate, but still haven’t found one yet. Nah, berhubung saya dan roommate saya nyewa satu unit, konsekuensinya adalah kalau ada kamar yang kosong, kami yang harus nanggung pembayarannya. Haha, finding a housemate is frustating, and paying for a vacant room is even more! :p But then, we have no choice. Jadi, waktu roommate saya ingatin untuk bayar uang kost (karena memang udah waktunya bayar), I went downstair to withdraw money from ATM (di bawah rumah saya ada mesin ATM, lol!). Waktu habis ngambil uang, saya cek saldo, dan… langsung mengasihani diri sendiri, wkwk. Ironis sekali bagaimana sederet angka yang terpampang di monitor mesin ATM bisa mempengaruhi mood-mu, ya? :p N

5566

Tahu grup 5566 *a.k.a double-five double-six , five-five six-six , or u-u-liu-liu * nggak? Itu lhoo… yang dulu pernah main serial drama Asia yang judulnya My MVP Valentine . Yang personelnya Tony Sun , Rio Peng, Zax Wang, Jason Hsu , sama Sam Wang. Nah, kemarin saya bongkar-bongkar kamar , dan… voila! Ketemu VCD karaoke lagu-lagu mereka! Terus iseng gitu kan nyetel di laptop, ehh... taunya masih bagus ! Dan hebringnya lagi, saya masih hafal kata-katanya! Tau deh pronounciationnya bener apa nggak, sudah dua tahun saya nggak menyentuh bahasa Mandarin sih Ahh... jadi kangen masa-masa nonton My MVP Valentine dulu. Jaman saya cinta-cintaan sama si mantan yang mirip salah satu personel 5566