Skip to main content

Singapore Open Super Series 2011

Hai!

Some of you, whom a badminton lover like me, might wonder, how does it feel to watch badminton tournament not in Indonesia? Sudah menjadi rahasia umum, bahwa nonton turnamen bulutangkis di Indonesia tuh meriah banget. Apalagi kalau di Istora Senayan, yang, katanya, venue bulutangkis paling ditakuti pemain-pemain negara lain saking “angker”nya. Teriakan “IN-DO-NE-SIA,” tepuk tangan membahana, serta seruan “huuu…” bagi pemain negara lain, jelas bukan beban mental yang enteng bagi pemain-pemain non Indonesia itu.

Nah, sekarang gimana kalau pemain Indonesia yang main di negara lain? Masih disorakin? Atau justru mereka yang di-“huuuu”?

Well, thank GOD, I had the chance to watch Indonesian shuttlers competed in Singapore :) Tepatnya, di turnamen Singapore Open Super Series 2011 yang diadakan di Singapore Indoor Stadium mulai 14-19 Juni kemarin.

Secara umum, karena Singapore cuma selemparan kolor dari Indonesia, dan di sini juga orang Indonesia seabreg-abreg, yah teriakan “IN-DO-NE-SIA” itu tetap ada jika pemain Indonesia main, meski nggak seheboh kalau main di Istora Senayan.

Okay, this is my complete story...

Saya awalnya berniat untuk nonton Singapore SS ini saat babak kedua atau quarter final, karena biasanya pas dua babak itu tuh mulai seru. Tapi pas ngelihat jadwal buat round 1 tanggal 15, kok udah seru-seru aja, dan mumpung tiketnya masih murah, which is S$ 13 (ya nggak murah juga seeeeeh, hiks! S$1 sekitar Rp 7.000), saya memutuskan pergi nonton hari itu.

Dari rumah saya di Bukit Merah, saya naik bus 14 (sekitar 20 menit) menuju MRT Station Dhoby Ghaut. Dari sana naik MRT Circle Line sekitar 10 menit, langsung deh turun di depan stadium. Mudah, murah, dan cepat. Pergi-pulang habis $S 4. Bandingkan kalau nonton di Istora Senayan, apalagi kalau naik taxi dan Jakarta macet, phew… ongkos transport bisa lebih mahal dari tiket nontonnya!

Anyway, ini dia bentuknya Singapore Indoor Stadium :)



Oya, sempat ketar-ketir juga nggak bakal dapat tiket, karena pengalaman nonton Indonesia SS di Istora bertahun-tahun kan mengajarkan saya, kalau mau ngantre tiket tuh harus BERJAM-JAM sebelum pertandingan dimulai. Kalau nggak, ya alamat beli di calo deh. Atau kalau mau aman ya booking dulu lewat internet. Cuma di sini kan masih bingung kalau mau booking online bayarnya gimana? Pakai kartu apa? Akhirnya nekat aja beli on the spot, sambil doa dulu pastinya, huehehe.

Nah, pas beli, gilaaaaa… loketnya kosong aja lho! Langsung beli tanpa ngantre! Dan sejauh mata memandang, tak nampak calo sebiji pun! Muantap! Mudah-mudahan suatu saat Indonesia bisa meniru ya ;)


Pas saya datang, tepat ketika Fran Kurniawan/Pia Zebadiah main melawan Tao Jiaming/Qing Tian. Seruuu! Dan menang! :D

Setelah itu, juga ada Wan Ho Shon (KOR) melawan… Lin Dan! Gilaaaa, ini pertama kalinya saya melihat Lin Dan secara langsung! Dan ternyata… nggak ganteng tuh :p

Saya juga melihat pemain Denmark, yang dari facenya sih masih brondong abis, bermain sangat brilian mengalahkan pemain veteran Malaysia, Wong Choon Han. Namanya Viktor Axelsen. Can’t wait to see him surprising the stadium again tomorrow!

Singkat cerita, cukup banyak pemain Indonesia yang maju ke babak selanjutnya hari itu, tapi juga banyak yang kalah. Dan saya memutuskan untuk nonton lagi besoknya :)

Hari kedua, nonton lagi, tiket juga masih S$ 13. Cuma ada yang beda kali ini… saya ditemani sama pembaca saya, namanya Oh Mei Ying. Awalnya nggak ada rencana, tapi dia kan lagi di Batam, dan begitu tau saya mau nonton live di stadium, dia mutusin untuk nyebrang ke Singapore juga, karena kebetulan dia juga punya rumah dan keluarga di sini, jadi semuanya lancar sampai ketemu di stadium.

Waktu Mei datang, dia ngajakin pindah duduk di tribun belakang player area. Oya, selama di Singapore SS ini, pemain-pemain pada banyak banget lho yang duduk di luar player area. Mungkin karena sikonnya cukup oke ya, jadi mereka nggak takut. Sekali lagi otak saya ngebandingin, akan seperti apa jika mereka main di Indonesia, yang jelas nggak bakal berani! Apalagi pemain-pemain Indonesia dan Korea, pasti jadi serbuan para badminton lovers (termasuk saya :p).

Nah, karena begitu banyaknya pemain yang duduk di player area plus seliweran keluar-masuk, akhirnya saya pun dapat kesempatan untuk foto sama mereka!

Here it is, Viktor Axelsen, yang lagi happy banget karena habis ngalahin… Bao Chunlai! Cakep ya? Sayang masih brondong banget (terus kalau nggak brondong, mau diapain, Steph?), saya barusan googled dan ternyata dia kelahiran 1994. OMG, I feel sooooo old!


Terus, bisa foto juga sama Lilyana Natsir a.k.a Butet! Hayo, ada yang nggak kenal? Kebangetan deh! :p


Habis itu kepengen foto sama pemain ganda campuran China, Ma Jin, tapi sayang doi lagi bete karena habis dikalahkan Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir, jadilah saya menyingkir jauh-jauh sebelum ditimpuk pakai raket, hehe. Tapi nggak dapat Ma Jin, dapat pasangannya lho! Namanya Xu Chen, cakep! :D


Tengok kanan-kiri, eeeh ada Mas Nova Widianto, mantan pasangannya Lilyana Natsir. Ajak foto jugaaaa!


Nggak lama, juga muncul pemain ganda putra yang belakangan ini sering bikin kejutan dengan prestasinya, terutama setelah mereka nggak lagi dinaungi Pelatnas, Alvent Yulianto Chandra dan Hendra Aprida Gunawan. Foto dong, Oom!



Wih gila, puas banget deh foto-foto! Tapi masih ada empat nama yang masih diincar sih, dua di antaranya untuk bikin sirik Anas Roseno (hihihi) dan dua lagi untuk… kepuasan batin saya (LHOOO?). Dan satu yang ditunggu nongol juga… Mohammad Ahsan! Kata Anas, dia sampai pengen crop saya dari foto ini! :))


Dan “korban” terakhir hari itu adalah… Greysia Polii! She’s my second most favorite badminton player everrrr! (yang pertama adalah Deyana Lomban, buat yang nggak tau sila di-googling :p) Asli, pas foto di samping Greysia tuh deg-degan banget, perut mules semules-mulesnya! Akhirnya, akhirnyaaaaa bisa foto sama Greysia setelah ngefans dari 2008! (tombol “NORAK” berkedip, hehehe)


Sayang banget di hari kedua ini pemain tunggal putri Indonesia sudah habis. Harapan terakhir, Aprilla Yuswandari, kalah dari Wang Xin (CHN). Yah, memang sektor tunggal putri nggak berkembang banget sekarang, apalagi sejak prestasi Maria Kristin Yulianti terjun bebas pasca kejutannya di Olimpiade Beijing dan Indonesia SS tahun 2009.

Kekalahan lain yang bikin nyesek adalah Taufik Hidayat, dari pemain muda China yang bahkan sebelumnya namanya aja nggak pernah sayang dengar, Wang Zhengming. Mana Mohammad Ahsan/Bona Septano juga kalah dari Hing Wei/Ye Shen (CHN) dan Kido/Hendra kalah dari ganda kurang ngetop asal Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Kayakawa.

Lanjut hari ketiga alias quarter final, harga tiket semakin mencekik leher… dua kali lipat preminary rounds, bo! :((


Tadinya udah nggak mau nonton live, melihat harga tiketnya, tapi karena Indonesia meloloskan Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir, Simon Santoso, Meiliana Jauhari/Greysia Polii, Vita Marissa/Nadya Melati, dan Alvent Yulianto/Hendra Aprida Gunawan ke quarter final ini, yang menurut saya udah cukup oke, yaaah.. nonton aja deh ya :p
Sayang juga hari ini nggak bisa ditemanin sama Mei. Dia udah balik ke Batam. So, I’m a single fighter today! :p

Partai pertama, Tontowi/Lilyana berhasil mengalahkan Lee Yong Dae/Ha Jung Eun (KOR) 21-14, 21-16. Gileee, straight game, bok! Kirain partai ini bakal seret, tapi ternyata Tontowi/Lilyana mau memperpanjang rekor mereka yang belum pernah kehilangan satu game pun sejak hari pertama Singapore SS ini. Sip dah!
Habis Tontowi menang, doi duduk di luar player area. Setengah nekat, saya nyamperin untuk minta foto bareng, dan minta tolong orang untuk motretin. Sayang hasilnya blur dan gelap karena membelakangi cahaya :((


Habis itu, Simon Santoso muncul! Huaaaa… hasrat menggelegak ingin foto bersama! Dan sekali lagi nekat nyamperin untuk foto bareng, dan difotoin sama ofisialnya! :)) Hahaha emang dasar gokil ya, segitu nekatnya.


Simon bakal melawan Lin Dan hari itu, jadi setelah foto bareng, saya nyalamin dia dan bilang, “Good luck ya…” Ihiy!

Oya, buat yang nggak percaya betapa mudahnya menemui pemain Indonesia jika bertanding di luar negeri, coba nih lihat jarak tempat duduk saya sama Nadya Melati, Vita Marissa, dan Greysia Polii.


Gilaaaaa, bisa nowel tuh! Hahaha. Tapi nggak lah ya, saya kan nggak mau ganggu konsentrasi mereka.

Sayang banget, Vita/Nadya kalah dari Shizuka Matsumoto/Mami Naito (JPN). Greysia/Meiliana juga kalah dari Ha Jung Eung/Kim Min Jung (KOR), dan.. Simon kalah dari Lin Dan. Tapi dua partai yang terakhir itu benar-benar dahsyat! Asli nggak nyesel udah nonton langsung di stadium! My S$ 27 was worth!

Greysia/Meiliana bener-bener jatuh-bangun ngejar bola. Mereka kalah di game pertama, tapi berhasil mengejar di game kedua 23-21! Luar biasa! Sampai tegang banget nontonnya! Yang suka ngatain pemain Indonesia yang kalah, harus nonton pertandingan ini biar mingkem! Lihat tuh gimana pemain Indonesia berjuang, nah lo bisa nggak kayak gitu? *emosi :p* Sayang game ketiganya kalah 14-21. Nggak papa, kalian udah kasih yang terbaik kok ;)

Simon juga, amaziiiiing! Kukasih tahu ya, pas Simon vs Lin Dan, stadium heniiiing! Kamu mungkin akan bisa dengar suara jarum jatuh! Serius lho! Game pertama Simon menang, dibalas Lin Dan di game kedua. Game ketiga yang gilaaa, jantung rasanya mau copot! Simon ketinggalan 15-20, tapi dia berhasil menyusul hingga 20-20! Lin Dan was just lucky today, finished it 22-20. Tapi waktu Simon mengangkat tangan dan raketnya menghadap penonton, semua bertepuk tangan untuk dia. Luar biasa, Simon! You deserve it! Efek habis foto sama saya nih! (Eh?)

Nah, semifinalnya saya nggak nonton, karena harga tiket sudah S$ 29, dan hanya dua pemain Indonesia yang masuk semifinal, sementara saya udah bertekad nonton jika yang masuk tiga. Akhirnya saya nonton di TV aja. Kalau yang masuk final dua, saya nonton live lagi deh :p

And I was soooo happy to know that both Lilyana/Tontowi made it to the final! Perjuangan mereka di SF sama menegangkannya lho! Lilyana/Tontowi nyaris nggak memperpanjang rekor tidak kehilangan satu game pun selama Singapore SS ketika di game pertama Zhang Nan/Zhao Yunlei (CHN) game point duluan, tapi mereka bisa memaksa merebut dengan 23-21, dan set keduanya dengan 21-16!

Terus Alvent/Hendra AG juga gokil! Melawan Chai Biao/Guo Zhendong, game pertama mereka menang, tapi game kedua dipaksa nyerah 24-26. Edan, itu match point sejuta kali, yang nonton livescore doang aja mules, gimana nonton live ya? Untung game ketiga mereka menang lagi 21-14.

I definitely gonna watch at stadium tomorrow!

Besoknya, saya nyampai stadium agak telat, padahal Tontowi/Lilyana main pertama, melawan Chen Hung Ling/Cheng Wen Hsing (TPE). Tapi mereka menang 21-14, 27-25! Gilaaa, bener-bener rekor sempurna, juara dengan tidak kehilangan SATU GAME PUN sejak hari pertama!

Lucunya, pas bola mati di kedudukan 20-19 di game kedua, panitia udah keliru muterin lagu dan ngumumin, “Congrats for mixed doubles champion: INDONESIA!” padahal pukulan Cheng Wen Hsing masuk! Satu stadium ketawa deh! Tapi itu jadi pertanda dong, karena Indonesia beneran menang! Yippie!

Nah, ini satu-satunya foto yang bisa saya ambil hari itu, karena BB saya dengan durhakanya low batt, padahal saat keluar rumah baterenya baru berkurang setengah :(


So proud of Tontowi/Lilyana! We have hope for London Olympic 2012!

Disambung final tunggal putri, Wang Xin (CHN) vs Tine Baun (DEN), yang dimenangkan oleh Wang Xin, bosen deh…

Habis itu seharusnya final tunggal putra, tapi dapat kabar mengejutkan kalau ternyata Lin Dan mengundurkan diri dengan alasan gastroenteritis alias flu perut. Saya sih menduganya ini cuma taktik Li Yongbo aja untuk menaikkan rank Chen Jin, lawan Lin Dan di final sekaligus rekan senegaranya. Dasar licik!

Waktu Lin Dan muncul untuk mengutarakan permintaan maaf, satu stadium langsung “huuuu… refund!” Hahaha, baru kali ini lihat Lin Dan di-“huuu”, biasanya ditepokin mulu, kan! Dalam hati puas juga!Hhihi…

Habis itu, final ganda putri, Qing Tian/Zhao Yunlei (CHN) vs Ha Jung Eun/Kim Min Jung (KOR). Yang menang? China lagi. Benar-benar membosankan.

Terus yang ditunggu-tunggu nih… Alvent Yulianto/Hendra Aprida Gunawan vs Cai Yun/Fu Haifeng (CHN)! Too bad Hendra/Alvent lost to Cai/Fu… in straight game! Tapi mereka mainnya memang kayak nggak maksimal gitu. Antiklimaks. Nggak ada smash-smash tajam seperti kemarin-kemarin. Kasihan, kayaknya sih kecapekan :(

Tapi saya tetap bangga sama Hendra/Alvent, karena di saat ganda putra Pelatnas pada rontok semua, mereka bisa melaju sampai final! Siiip dah, juaranya di Indonesia SS minggu ini ya! ;)

Overall, sangat puas nonton bulutangkis di Singapore, nyaman, bersih, dapat tiket gampang. Tapi tetap aja lebih enak nonton di negeri sendiri. Lebih meriah, euy!

Comments

Anastasia said…
Foto-foto itu bikin sirik!
Ahahaha, someday we HAVE TO watch badminton tournament together ya kak.
Biar bisa histeris bareng :D
Indonesia open? Atau kususul ke Sing kita nonton Singapore Open? :D
Mari kita imankan, amin :))
Stephanie Zen said…
hahaha foto-foto yang membuatmu ingin mencekikku, kan? :p
amin kak, semoga ya! kutunggu kau di singapore! atau kaunanti aku di jakarta? hehehe
DUR. said…
OH MY GOD!! Kak, keren banget. Aku jg mau.. :'''
Anonymous said…
ihh kak enakk benerr yakk :(
aku juga mauuu ;;
huhuhuhuhu :(

Popular posts from this blog

Pindahan #2: Putus

Nggak, saya nggak putus. Lha mau putus sama siapa? Okay, selamat datang kembali di blog post series Pindahan! Buat yang belum baca part 1-nya, sila dibaca di sini ya, biar nggak bingung saya ngoceh tentang apa. Lanjuttt! Untuk pindahan kali ini, saya memutuskan nggak pakai jasa mover alias tukang jasa pindahan. Kenapa? Karena selain barang saya nggak banyak-banyak amat, pakai mover di sini juga lumayan mahal, bisa $70 - $100. Mending duitnya dipake buat beli baju baru . Nah, resiko nggak pakai mover adalah, saya harus mau pindahin barang saya sedikit demi sedikit dari rumah lama ke rumah baru. Rutinitas saya tiap pagi selama seminggu belakangan kira-kira begini: tiap pagi ke kantor bawa gembolan dua travel bag atau satu koper --> Dilihatin dan ditanyain sama orang-orang sekantor, "Wah, you're flying back home, ah?" --> I wish --> Kerja membanting tulang demi sepetak kamar sampai kira-kira jam 7 malam --> Gotong-gotong gembolan ke rumah baru. Asal ta

Ziklag

Beberapa hari yang lalu, saya lagi baca One Year Bible Plan, waktu roommate saya ingatin untuk bayar uang kost. FYI, we rent a unit of HDB (sebutan untuk rumah susun di Singapore) here, consists of three bedrooms, and one of those rooms has been vacant for a month. We’ve been trying our best in order to find a housemate, but still haven’t found one yet. Nah, berhubung saya dan roommate saya nyewa satu unit, konsekuensinya adalah kalau ada kamar yang kosong, kami yang harus nanggung pembayarannya. Haha, finding a housemate is frustating, and paying for a vacant room is even more! :p But then, we have no choice. Jadi, waktu roommate saya ingatin untuk bayar uang kost (karena memang udah waktunya bayar), I went downstair to withdraw money from ATM (di bawah rumah saya ada mesin ATM, lol!). Waktu habis ngambil uang, saya cek saldo, dan… langsung mengasihani diri sendiri, wkwk. Ironis sekali bagaimana sederet angka yang terpampang di monitor mesin ATM bisa mempengaruhi mood-mu, ya? :p N

5566

Tahu grup 5566 *a.k.a double-five double-six , five-five six-six , or u-u-liu-liu * nggak? Itu lhoo… yang dulu pernah main serial drama Asia yang judulnya My MVP Valentine . Yang personelnya Tony Sun , Rio Peng, Zax Wang, Jason Hsu , sama Sam Wang. Nah, kemarin saya bongkar-bongkar kamar , dan… voila! Ketemu VCD karaoke lagu-lagu mereka! Terus iseng gitu kan nyetel di laptop, ehh... taunya masih bagus ! Dan hebringnya lagi, saya masih hafal kata-katanya! Tau deh pronounciationnya bener apa nggak, sudah dua tahun saya nggak menyentuh bahasa Mandarin sih Ahh... jadi kangen masa-masa nonton My MVP Valentine dulu. Jaman saya cinta-cintaan sama si mantan yang mirip salah satu personel 5566