Dispenser di kantor saya meledak. Kejadiannya antara Sabtu-Minggu lalu, pas kantor nggak ada orang.
Yang jelas, hari Senin pagi ketika saya datang, seluruh kantor sudah tertutup jelaga. Hitam legam dan bau gosong. Saya syok sesyok-syoknya. Jelaga bahkan sampai ke plafon kantor, masuk ke ruangan om bos yang terkunci rapat, masuk ke kamar mandi yang jauuuuh di belakang, dan masuk juga ke laci-laci meja, mengotori semua dokumen yang tersimpan di sana.
Jadilah, hari Senin dan Selasa kemarin semua kerja bakti membersihkan kantor. Padahal hari Senin saya pakai rok The Executive Premium baru saya, dan pakai sepatu abu-abu Charles & Keith yang juga baru. Keduanya baru sekali saya pakai, ya di hari yang apes itu. Terpaksalah rok saya bermandi jelaga. Si sepatu masih lebih beruntung, karena saya ada sandal jepit di kantor, jadi sepatu bisa diamankan.
*Buset, kok malah ngomongin rok sama sepatu? *
Nah, saking syoknya melihat keadaan kantor, saya nggak niat buat motret-motret. Padahal pasti bisa jadi foto kenang-kenangan yang heboh tuh, huehehe *apasih*
Saya nggak tau kenapa dispenser itu bisa meledak. Yang jelas, stop kontaknya utuh, dan juga bukan karena airnya habis (galon airnya terpental ke ujung ruangan, dan isinya masih ada separo). Mungkin emang mesin bagian dalam dispensernya yang korslet.
Meskipun keki, ada dua hal yang saya syukurin dari kejadian ini:
Pertama, dispenser itu meledak saat di kantor nggak ada orang. Kebayang dong, kalau pas ada orang, empat orang yang ada di ruangan dispenser itu *termasuk saya*, seapes-apesnya bakal jadi hitam mendadak. Seburuk-buruknya, bakal tinggal nama doang
Kedua, meskipun dispenser itu meledak dan terbakar habis, kantor saya nggak kebakaran. Padahal meja dispenser itu dari kayu, dan di sebelah-sebelahnya ada banyak kardus, tapi nggak ada satupun yang kebakar selain si dispenser itu sendiri. Mungkin pas meledak, air dari galonnya menyiram api hingga langsung padam, nggak tahu deh. Yang jelas saya bener-bener bersyukur kantor ini nggak sampai kebakaran. Thanks GOD.
Nah, rencananya setelah ini kantor saya mau dicat ulang. Jadi sekarang kondisi kantor masih kayak kapal pecah, toh habis ini masih mau ada acara cat-mengecat, percuma juga kalau dirapikan dan dibersihkan sampai kayak semula, kan? Dan ini tentu membuat setiap orang yang datang ke kantor saya bertanya, ”Lho, Mbak, kantornya kenapa?”
Sampai capek saya cerita kalau dispensernya meledak
Terus ada lucu-lucuan nih. Di kantor kan ada white board gede, terus saya iseng berdiri di sebelahnya dan ngomong, “Please repeat after me. Ini Budi. Budi bermain dispenser.”
Yah, begitu deh ceritanya. Buat yang punya dispenser, hati-hati ya. Kalau bisa, saat nggak diperlukan, dispensernya bukan cuma dimatiin powernya, tapi dicabut juga kabelnya dari stop kontak, daripada meledak. Trust me, bersihin abu bekas ledakan dispenser tuh susaaaaah banget
Yang jelas, hari Senin pagi ketika saya datang, seluruh kantor sudah tertutup jelaga. Hitam legam dan bau gosong. Saya syok sesyok-syoknya. Jelaga bahkan sampai ke plafon kantor, masuk ke ruangan om bos yang terkunci rapat, masuk ke kamar mandi yang jauuuuh di belakang, dan masuk juga ke laci-laci meja, mengotori semua dokumen yang tersimpan di sana.
Jadilah, hari Senin dan Selasa kemarin semua kerja bakti membersihkan kantor. Padahal hari Senin saya pakai rok The Executive Premium baru saya, dan pakai sepatu abu-abu Charles & Keith yang juga baru. Keduanya baru sekali saya pakai, ya di hari yang apes itu. Terpaksalah rok saya bermandi jelaga. Si sepatu masih lebih beruntung, karena saya ada sandal jepit di kantor, jadi sepatu bisa diamankan.
*Buset, kok malah ngomongin rok sama sepatu? *
Nah, saking syoknya melihat keadaan kantor, saya nggak niat buat motret-motret. Padahal pasti bisa jadi foto kenang-kenangan yang heboh tuh, huehehe *apasih*
Saya nggak tau kenapa dispenser itu bisa meledak. Yang jelas, stop kontaknya utuh, dan juga bukan karena airnya habis (galon airnya terpental ke ujung ruangan, dan isinya masih ada separo). Mungkin emang mesin bagian dalam dispensernya yang korslet.
Meskipun keki, ada dua hal yang saya syukurin dari kejadian ini:
Pertama, dispenser itu meledak saat di kantor nggak ada orang. Kebayang dong, kalau pas ada orang, empat orang yang ada di ruangan dispenser itu *termasuk saya*, seapes-apesnya bakal jadi hitam mendadak. Seburuk-buruknya, bakal tinggal nama doang
Kedua, meskipun dispenser itu meledak dan terbakar habis, kantor saya nggak kebakaran. Padahal meja dispenser itu dari kayu, dan di sebelah-sebelahnya ada banyak kardus, tapi nggak ada satupun yang kebakar selain si dispenser itu sendiri. Mungkin pas meledak, air dari galonnya menyiram api hingga langsung padam, nggak tahu deh. Yang jelas saya bener-bener bersyukur kantor ini nggak sampai kebakaran. Thanks GOD.
Nah, rencananya setelah ini kantor saya mau dicat ulang. Jadi sekarang kondisi kantor masih kayak kapal pecah, toh habis ini masih mau ada acara cat-mengecat, percuma juga kalau dirapikan dan dibersihkan sampai kayak semula, kan? Dan ini tentu membuat setiap orang yang datang ke kantor saya bertanya, ”Lho, Mbak, kantornya kenapa?”
Sampai capek saya cerita kalau dispensernya meledak
Terus ada lucu-lucuan nih. Di kantor kan ada white board gede, terus saya iseng berdiri di sebelahnya dan ngomong, “Please repeat after me. Ini Budi. Budi bermain dispenser.”
Yah, begitu deh ceritanya. Buat yang punya dispenser, hati-hati ya. Kalau bisa, saat nggak diperlukan, dispensernya bukan cuma dimatiin powernya, tapi dicabut juga kabelnya dari stop kontak, daripada meledak. Trust me, bersihin abu bekas ledakan dispenser tuh susaaaaah banget
Comments
Kok gak dipotret, steph?
btw, rok barunya ga dibikin lap pel kan? huahahaha...
Biasanya krn ga pernah dicabut tuh, jadi capek dispensernya,,,
turur berduka cita ya buat roknya :P bisa dijadiin excuse buat beli baru tuh LOL
wuakakakak kamu bener sekali jeng! kan aku jd bisa beli rok baru yaaaa? hihi..